Ingat!
Kamis, 24 Maret 2016
Ingat!
Rabu, 23 Maret 2016
Hari ini saya sangat terenyuh setelah membaca kisah seorang anak umur 11 tahun bernama Ihsan. Seorang Hafiz Al Quran hampir 11 jus.
Di awal tulisan ini, saya berharap kepada pembaca untuk dapat meringankan penderitaan yg sedang dialami Ihsan.
Beginilah kisahnya.....(saya copy dari status yg ada di grup WhatsApp).
TRUE STORY ❤
Mohon doa semua yang terbaik untuk Ihsan Ali bin Ali
ALLAHUMMA RABBANNAASI ADZHIBIL BA'SA WASY FIHU. WA ANTAS SYAAFI, LAA SYIFAA-A ILLA SYIFAAUKA, SYIFAA-AN LAA YUGHAADIRU SAQOMAA
Ikhlaskan hati untuk sesama muslim sejenak mendoakan ihsan.. anugerah Allah.. anak hebat.. anak sholeh.. penghafal quran.
Kata aduh pun tak pernah keluar dari lisannya..padahal sakit diabetes insulin yang dideritanya begitu luar biasa dan jarang ditemui.
Ihsan, untuk mengetahuinya dia sedang sakit parah adalah saat dia sholat di rumah sambil duduk.
Ihsan bilang, orang yang ga bisa lihat (buta) saja mau ke Masjid, masa Ihsan ga bisa.
Semua tetangga mengerti, jika Ihsan tilawah sambil teriak, berarti ia sedang mengalami sakit yang hebat, pada akhirnya Ihsan pingsan.
Anak usia 11th ini, begitu kuat. Dia tetap sholat pada waktunya meski harus berjalan dengan tongkat.
Sakitnya terlalu keras untuk anak semuda Ihsan. Keprihatinan mulai mengalir dari berbagai arah. Tapi lihatlah apa yang Ihsan lakukan..dia menolak semua donasi untuknya. Dia ga mau pahala sakitnya berkurang karena donasi cuma2.
Yang Ihsan mau, dia dibantu dengan membeli madu jualannya, yang hasilnya sepenuhnya untuk membiayai pengobatannya.
Pernah Ihsan menjual madu sambil membawa tongkat di kawasan emerald Bintaro yang hasilnya utk berobat dirinya
Sambil terpincang2 kakinya, tangannya menenteng madu, dia menawarkan ke jamaah yang saat itu sedang ada tabligh.
"Madu madu, pak madu pak, bu madu bu"
Hasilnya jualannya sepenuhnya untuk pengobatan dirinya.
Ihsan begitu mandiri tidak ingin menyusahkan siapapun!
Pernah waktu hendak sholat,
Ihsan wudhu begitu lama, sampai abinya ga sabar menunggu Ihsan. Akhirnya uminya melihat Ihsan di kamar mandi
apa yang trjadi..
Ihsan sedang muntah2 darah, dan mencuci sendiri bajunya yang terkena darah. Tanpa ada lirih dari mulutnya agar dikasihani. Tanpa ada kata ADUH agar ditolong.
Kadang jam 2 malam Ihsan bangun, dia ke kamar mandi, memuntahkan mual diperut yang mengeluarkan darah, lalu kesesokan paginya, umi abinya baru menyadari bahwa Ihsan mencuci baju semalam.
Inilah Ihsan..
Lebih nyaman dirawat di rumah atau masjid..
"Ihsan, kenapa kamu ga mau dirawat di Rumah Sakit??"
Maka dengarlah jawabannya:
"Ihsan mau meninggal dalam keadaan sholat dan baca qur'an" jawabnya lirih..
Didetik ini, saya tak bisa lagi menahan air mata saya..
Inilah Ihsan...
Anak sholeh yang hafal Qur'an hampir 15 juz
Tadi pagi saya ditunjukan setumpuk uang sejumlah 27 juta, bantuan dari Ibu2 majlis taklim.
Tapi Ihsan menolaknya..Ihsan ga mau pahala Sakit Ihsan jadi berkurang. Ia berkata
"Jika mau Ihsan jadi LEBIH BAIK, dan LEBIH TENANG, KEMBALIKAN SEMUA UANG ITU HARI INI JUGA"
Tadi sore Ustadz Yusuf Mansur datang memberi bantuan tunai 5 juta pun ditolaknya..
Banyak yang lebih susah dari Ihsan jawabnya.. Ma syaa Allah..
Meleleh lagi mata saya...
Sudah 3 hari ini Ihsan lirih memohon...
"Ihsan ga kuat
"Ihsan mau pulang
"Ihsan pasrah saja dengan ketentuan Allah
Tadi ba'da sholat shubuh, saat disinggung mau dibawa lagi ke RS. Ihsan memohon ke kedua orang tuanya, Mencium kaki umi abinya sambil berkata,
"Biarin Ihsan disini saja, Ihsan mau diakhir2 hidup ini, Ihsan habiskan bersama adik2 Ihsan. Ihsan ga mau di Rumah sakit"
Ya Allah...
Abi Ihsan berusaha tegar di depan anaknya, namun matanya berkaca2 sesekali menyeka air mata yang hampir jatuh...
Saya ga kuat...
Saya putuskan pulang saja...
Seperti biasa, perpisahan di akhiri doa indah dari Ihsan...
Kembali saya terenyuh..
Ketika hendak pamitan untuk pulang,
Saya jabat tangannya, lalu dia pun menjabat tangan saya dengan erat, erat sekali, lalu berucap lirih
"Terima kasih ya om sudah bantu Ihsan, semoga keluarga om sakinah mawaddah warahmah.
Semoga semua kebaikan om di balas syurga
Semoga anak2 om jadi anak sholeh
Doakan ihsan ya om biar cepat sembuh"
Ya Allah...
Merinding tubuhku, bergemuruh dadaku, haru hendak jatuh buliran air mataku..
Belum pernah sebuah doa terucap untukku membuat ku jadi begini terenyuh..
Doa yang keluar dari lisan seorang anak 11th, yang begitu sabar dan ikhlas menerima ujian dari-Nya.
"Ihsan, kamu harus sehat, kamu harus kuat, kamu harus positif thingking, kamu itu anak hebat, kamu punya ilmu, kamu harus kembali sehat dan bisa memberi manfaat untuk ummat dan masyarakat. Agar semua kebaikanmu bisa terlimpah juga untuk abi dan umi kamu..kamu mau kan?"
Ihsan mengangguk..
"Iya om, doain ihsan biar cepat sembuh.."
Mata ini hampir saja basah karena ketegaran seorang anak hebat ini.
Ihsan.. Terima kasih atas pelajaran yang begitu dalam.. Ya Rabb hamba malu dengan qonaah dan istiqomah seorang anak kecil pantang mengeluh dan pantang meminta - minta ini..
Ikhwah... bantu Ihsan beli madunya ya, sebagai ikhtiarnya yang terus ia lakukan...
Untuk beli madu Ihsan silakan hubungi:
Abi Ihsan: 081289591469
Taris Zuper: 087776621983
Ruru: 087781700088
“Barangsiapa yang membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mukmin ketika didunia maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat kelak”
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, Kemudian mereka tetap istiqamah. Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.” (QS Al Ahqaaf : 13)
Bantu sebarkan... in syaa Allah bermanfaat..
اَللّÙ‡ُÙ…َّ اخْتِÙ…ْ Ù„َÙ†َا بِاْلاِسْلاَÙ…ِ ÙˆَاخْتِÙ…ْ Ù„َÙ†َا بِاْلاِÙŠْÙ…َانِ ÙˆَاخْتِÙ…ْ Ù„َÙ†َا بِØُسْÙ†ِ الْØ®َاتِÙ…َØ©ِ
NOTED : INSYA ALLAH kami dari HSC Akan melakukan kunjungan ke rumah ihsan pada hari Minggu tanggal 27 Maret 2016. Bagi teman2 yang terketuk hatinya membantu ihsan. Silahkan konversikan nominal pemberiannya dalam bentuk pembelian MADU IHSAN senilai Rp60rb per botol. List daftar jumlah pesanan MADU IHSAN bisa daftar japri saya. Harganya resmi dari Ihsan.
Barakallahu fiikum
Senin, 21 Maret 2016
Suatu ketika seorang pengusaha sedang memotong rambutnya pada tukang cukur yang berdomisili tak jauh dari kantornya, mereka melihat ada seorang anak berusia 10 tahunan berlari-lari dan melompat-lompat di depan mereka.
Tukang cukur berkata, "Itu Benu, dia anak paling bodoh yang pernah saya kenal"
"Masak, apa iya?" jawab pengusaha
Lalu tukang cukur memanggil si Benu, ia lalu merogoh kantongnya dan mengeluarkan lembaran uang Rp.2.000 dan koin Rp.1.000, lalu menyuruh Benu memilih, "Benu, kamu boleh pilih & ambil salah satu uang ini, terserah kamu mau pilih yang mana, ayo ambil!"
Benu melihat ke tangan Tukang cukur dimana ada uang Rp.2.000 dan Rp.1.000, lalu dengan cepat tangannya bergerak mengambil uang Rp.1.000.
Tukang cukur dengan perasaan bangga lalu melirik dan berbalik kepada sang pengusaha dan berkata, "Benar kan yang saya katakan tadi, Benu itu memang anak terbodoh yang pernah saya temui. Sudah tak terhitung berapa kali saya ngetes dia seperti itu tadi dan dia selalu mengambil uang logam yang nilainya lebih kecil."
Setelah sang pengusaha selesai memotong rambutnya, di tengah perjalanan pulang dia bertemu dengan Benu. Karena merasa penasaran dengan apa yang dia lihat sebelumnya, dia pun memanggil Benu dan bertanya, "Benu, tadi saya melihat sewaktu tukang cukur menawarkan uang lembaran Rp.2.000 dan Rp.1.000, saya lihat kok yang kamu ambil uang yang Rp.1.000, kenapa tak ambil yang Rp.2.000, nilainya kan lebih besar 2 kali lipat dari yang Rp.1.000?"
Benu pun tertawa kecil berkata, "Saya tidak akan dapat lagi Rp.1.000 setiap hari, karena tukang cukur itu selalu penasaran kenapa saya tidak ambil yang seribu. Kalau saya ambil yang Rp.2.000, berarti permainannya selesai dan kapan lagi saya dapat uang jajan gratis setiap hari..."
Catatan : Banyak orang yang merasa lebih pintar dibandingkan orang lain, sehingga mereka sering menganggap remeh orang lain. Ukuran kepintaran seseorang hanya TUHAN yang mengetahuinya. Alangkah bijaksananya kita jika tidak menganggap diri sendiri lebih pintar dari orang lain. Di atas langit masih ada langit yang lain.
Sumber : Kisah Renungan
Minggu, 20 Maret 2016
"Palu Menghancurkan Kaca, Tetapi Palu Membentuk Baja".
Apa makna dari pepatah kuno diatas?
Jika jiwa kita rapuh seperti kaca, maka ketika palu/masalah menghantam, kita akan mudah putus asa, frustasi, kecewa, marah, dan jadi remuk redam. Jika kita adalah kaca, maka kita juga rentan terhadap benturan. Kita mudah tersinggung, kecewa, marah, atau sakit hati saat kita berhubungan dengan orang lain. Sedikit benturan sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan hubungan kita.
Jangan pernah jadi kaca, tapi jadilah baja. “Mental baja” adalah mental yang selalu positif, bahkan tetap bersyukur di saat masalah dan keadaan yang benar-benar sulit tengah menghimpitnya.
Mengapa demikian? Orang yang seperti ini selalu menganggap bahwa “masalah adalah proses kehidupan untuk membentuknya menjadi lebih baik”. Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang lebih berguna setelah lebih dulu diproses dan dibentuk dengan palu. Setiap pukulan memang menyakitkan, namun mereka yang bermental baja selalu menyadari bahwa itu baik untuk dirinya.
Jika hari ini kita sedang ditindas oleh masalah hidup, jangan pernah merespons dengan sikap yang keliru!
Jika kita adalah “baja”, kita akan selalu melihat palu yang menghantam kita sebagai sahabat yang akan membentuk kita. Sebaliknya jika kita “kaca” maka kita akan selalu melihat palu sebagai musuh yang akan menghancurkan kita.
Sumber : Iphincow
Jumat, 18 Maret 2016
Setelah masuk ke dalam rumah, ia akhirnya bertemu dengan orang tua bijaksana tersebut. Ia bertanya, "Apakah Anda orang yang terkenal yang sering dibicarakan orang-orang mampu mengatasi berbagai masalah?"
Orang tua itu menjawab dengan rendah hati, "Ah, orang-orang terlalu melebih-lebihkan. Saya hanya berusaha sebaik mungkin membantu mereka. Ada yang bisa saya bantu, anak muda? Kalau memang memungkinkan, saya akan membantu kamu dengan senang hati."
"Mudah saja. Saya hanya ingin tahu apa rahasia hidup bahagia? Sampai saat ini saya masih belum menemukan jawabannya. Jika Anda mampu memberi jawaban yang memuaskan, saya akan memberi hormat dan dua jempol kepada Anda serta menceritakan kehebatan Anda pada orang-orang," balas pemuda itu.
Orang tua itu berkata, "Saya tidak bisa menjawab sekarang."
Pemuda itu merengut, berkata, "Kenapa? Apakah Anda juga tidak tahu jawabannya?"
"Bukan tidak bisa. Saya ada sedikit urusan mendadak," balas orang tua itu. Setelah berpikir sebentar, ia melanjutkan, "Begini saja, kamu tunggu sebentar."
Orang tua itu pergi ke ruangan lain mengambil sesuatu. Sesaat kemudian, ia kembali dengan membawa sebuah sendok dan sebotol tinta. Sambil menuangkan tinta ke sendok, ia berkata, "Saya ada urusan yang harus diselesaikan. Tidak lama, hanya setengah jam. Selagi menunggu, saya ingin kamu berjalan dan melihat-lihat keindahan rumah dan halaman di luar sambil membawa sendok ini."
"Untuk apa?" tanya pemuda itu dengan penasaran.
"Sudah, jangan banyak tanya. Lakukan saja. Saya akan kembali setengah jam lagi," kata orang tua itu seraya menyodorkan sendok pada pemuda itu dan kemudian pergi.
Setengah jam berlalu, dan orang tua bijak itu pun kembali dan segera menemui pemuda itu.
Ia bertanya pada pemuda itu, "Kamu sudah mengelilingi seisi rumah dan halaman di luar?"
Pemuda itu menganggukkan kepala sambil berkata, "Sudah."
Orang tua itu lanjut bertanya, "Kalau begitu, apa yang sudah kamu lihat? Tolong beritahu saya."
Pemuda itu hanya diam tanpa menjawab.
Orang tua itu bertanya lagi, "Kenapa diam? Rumah dan halaman begitu luas, banyak sekali yang bisa dilihat. Apa saja yang telah kamu lihat?"
Pemuda itu mulai bicara, "Saya tidak melihat apa pun. Kalau pun melihat, itu hanya sekilas saja. Saya tidak bisa ingat sepenuhnya."
"Mengapa bisa begitu?" tanya orang tua itu.
Sang pemuda dengan malu menjawab, "Karena saat berjalan, saya terus memperhatikan sendok ini, takut tinta jatuh dan mengotori rumah Anda."
Dengan senyum, orang tua bijak itu berseru, "Nah, itulah jawaban yang kamu cari-cari selama ini. Kamu telah mengorbankan keindahan rumah yang seharusnya bisa kamu nikmati hanya untuk memerhatikan sendok berisi tinta ini. Karena terus mengkhawatirkan tinta ini, kamu tidak sempat melihat rumah dan halaman yang begitu indah. Rumah ini ada begitu banyak patung, ukiran, lukisan, hiasan dan ornamen yang cantik. Begitu juga dengan halaman rumah yang berhiaskan bunga-bunga warna-warni yang bermekaran. Kamu tidak bisa melihatnya karena kamu terus melihat sendok ini."
Ia melanjutkan, "Jika kamu selalu melihat kejelekan di balik tumpukan keindahan, hidup kamu akan dipenuhi penderitaan dan kesengsaraan. Sebaliknya, jika kamu selalu mampu melihat keindahan di balik tumpukan kejelekan, maka hidup kamu akan lebih indah. Itulah rahasia dari kebahagiaan. Apakah sekarang sudah mengerti, anak muda?"
Pemuda itu benar-benar salut atas kebijaksaan dari orang tua itu. Ia sungguh puas dengan jawabannya. Akhirnya ia menemukan jawaban yang selama ini ia cari. Sebelum pergi, ia menepati janjinya dengan memberi hormat dan dua jempol kepada orang tua tersebut.
Renungan :
Dan tidak lagi menjadi “pencuri kue” yang teriak “maling..!” kepada orang lain..!
Sabtu, 12 Maret 2016
Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata “belum !” lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “belum !”
Jumat, 11 Maret 2016
Link : Iphincow
Selasa, 08 Maret 2016
Sambil menepuk pundak si pemuda, pemilik restoran berkata, “Engkau telah meninggalkan pembelajaran yang mahal pada kami semua, tentang luhurnya nilai berbakti kepada orang tua.”
“Bakti” bagi setiap orang terhadap orangtuanya, tentu tidak sama satu sama lain, karena situasi yang berbeda-beda. Tapi yang pasti: bakti adalah hal yang tidak bisa kita abaikan. Seburuk apa pun rupa maupun kondisi orangtua kita, mereka tetap layak dan harus dihormati.
Link : Iphincow