Kamis, 24 Maret 2016

Posted by Aldy Forester | File under : , , , ,

Suatu pagi seorang anak gadis berkata pada ibunya :

“Ibu, ibu selalu terlihat cantik. Aku ingin seperti ibu, beritahu aku caranya“
“ Dengan tatapan lembut dan senyum haru, sang ibu menjawab:
“ Untuk bibir yang menarik, ucapkanlah perkataan yang baik”
“ Untuk pipi yang lesung, tebarkanlah senyum ikhlas kepada siapapun”
“ Untuk mata yang indah menawan, lihatlah selalu kebaikan orang lain..”

“ Untuk tubuh yang langsing, sisihkanlah makanan umtuk fakir miskin”
“ Untuk jemari tangan yang lentik menawan, hitunglah kebajikan yang telah di perbuat orang kepadamu.”
“ Untuk wajah putih bercahaya, bersihkan kekotoran batin…”



Anakku… Janganlah sombong akan kecantikan fisik, karena itu akan pudar oleh waktu. Kecantikan perilaku tidak akan pudar walau oleh kematian….



Jika anda BENAR, maka anda tidak perlu marah.
Jika anda SALAH, maka anda wajib minta maaf.



Kesabaran dengan keluarga adalah KASIH.
Kesabaran dengan orang lain adalah HORMAT
Kesabaran dengan diri sendiri adalah KEYAKINAN
Kesabaran dengan Allah adalah IMAN.



Jangan terlalu mengingat masa lalu, karena hal itu akan membawa AIR MATA.

Jangan terlalu memikirkan masa depan, karena hal itu akan membawa KETAKUTAN.

Jalankan saat ini dengan senyuman, karena hal itu akan membawa KECERIAAN.

Setiap ujian dalam hidup ini bisa membuat anda pedih atau lebih baik. Setiap masalah yang timbul bisa menguatkan atau menghancurkan.



Pilihan ada pada anda,apakah anda akan memilih menjadi korban atau pemenang.

Carilah hati yang indah, bukan wajah yang cantik.

Hal hal yang indah tidak selalu baik, tapi hal hal yang baik akan selalu indah…..

Tahukah kita, mengapa Allah menciptakan ruang antar jari tangan kita?

Agar seseorang yang menurut kita special akan datang dan mengisi ruang tersebut, dengan memegang tangan kita selamanya..

Selamat berjuang menyemai dan menanam bibit bibit kebajikan…

Ingat!
kesempatan tidak selalu membuat hidup kita lebih baik, tapi perubahan diri kita yang mengubah segalanya…..

Sumber : Islam Itu Baik
Posted by Aldy Forester | File under : , , , ,


Seorang pria setengah baya mendatangi seorang guru ngaji,

“Ustad, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati.”


Sang Ustad pun tersenyum, “Oh, kamu sakit.”


“Tidak Ustad, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Ustad meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan.”

Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan.

Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan.

Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo.

Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit.

Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya.


Dalam hal berumah-tangga,bentrokan-bentrokan kecil itu memang wajar, lumrah. Persahabatan pun tidak selalu langgeng, tidak abadi. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan.


Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita.


“Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.” demikian ujar sang Ustad.


“Tidak Ustad, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” pria itu menolak tawaran sang Ustad.


“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”


“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”

“Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang.”

Giliran dia menjadi bingung. Setiap Ustad yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Tapi ustadz yang satu ini aneh. malah Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.

Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut “obat” oleh Ustad edan itu. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.

Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran masakan Jepang.

Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku mencintaimu.” Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!

Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya.

Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas, apa yang terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, mas.”

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang.

Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?”

Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan.

Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.”

Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu stres karena perilaku kami semua.”

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?

” Ya Allah, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematian itu ya Allah. Aku takut sekali jika aku harus meninggalkan dunia ini “.

Ia pun buru-buru mendatangi sang Ustad yang telah memberi racun kepadanya.

Sesampainya dirumah ustad tersebut, pria itu langsung mengatakan bahwa ia akan membatalkan kematiannya. Karena ia takut sekali jika ia harus kembali kehilangan semua hal yang telah membuat dia menjadi hidup kembali.

Apa yg terjadi memb, melihat wajah pria itu, rupanya sang Ustad langsung mengetahui apa yang telah terjadi, sang ustad pun berkata

“Buang saja botol itu. Isinya air biasa kok.. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup dalam kepasrahan, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan.

Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. 

Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan. percayalah .. Allah bersama kita.”

Lalu Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Ustad, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya dunia ini ……

Rabu, 23 Maret 2016

Assalamu alaikum wr wb.
Hari ini saya sangat terenyuh setelah membaca kisah seorang anak umur 11 tahun bernama Ihsan. Seorang Hafiz Al Quran hampir 11 jus.
Di awal tulisan ini, saya berharap kepada pembaca untuk dapat meringankan penderitaan yg sedang dialami Ihsan.
Beginilah kisahnya.....(saya copy dari status yg ada di grup WhatsApp).

TRUE STORY ❤

Mohon doa semua yang terbaik untuk Ihsan Ali bin Ali

ALLAHUMMA RABBANNAASI ADZHIBIL BA'SA WASY FIHU. WA ANTAS SYAAFI, LAA SYIFAA-A ILLA SYIFAAUKA, SYIFAA-AN LAA YUGHAADIRU SAQOMAA

Ikhlaskan hati untuk sesama muslim sejenak mendoakan ihsan.. anugerah Allah.. anak hebat.. anak sholeh.. penghafal quran.

Kata aduh pun tak pernah keluar dari lisannya..padahal sakit diabetes insulin yang dideritanya begitu luar biasa dan jarang ditemui.

Ihsan, untuk mengetahuinya dia sedang sakit parah adalah saat dia sholat di rumah sambil duduk.

Ihsan bilang, orang yang ga bisa lihat (buta) saja mau ke Masjid, masa Ihsan ga bisa.

Semua tetangga mengerti, jika Ihsan tilawah sambil teriak, berarti ia sedang mengalami sakit yang hebat, pada akhirnya Ihsan pingsan.

Anak usia 11th ini, begitu kuat. Dia tetap sholat pada waktunya meski harus berjalan dengan tongkat.

Sakitnya terlalu keras untuk anak semuda Ihsan. Keprihatinan mulai mengalir dari berbagai arah. Tapi lihatlah apa yang Ihsan lakukan..dia menolak semua donasi untuknya. Dia ga mau pahala sakitnya berkurang karena donasi cuma2.

Yang Ihsan mau, dia dibantu dengan membeli madu jualannya, yang hasilnya sepenuhnya untuk membiayai pengobatannya.

Pernah Ihsan menjual madu sambil membawa tongkat di kawasan emerald Bintaro yang hasilnya utk berobat dirinya

Sambil terpincang2 kakinya, tangannya menenteng madu, dia menawarkan ke jamaah yang saat itu sedang ada tabligh.

"Madu madu, pak madu pak, bu madu bu"

Hasilnya jualannya sepenuhnya untuk pengobatan dirinya.

Ihsan begitu mandiri tidak ingin menyusahkan siapapun!

Pernah waktu hendak sholat,
Ihsan wudhu begitu lama, sampai abinya ga sabar menunggu Ihsan. Akhirnya uminya melihat Ihsan di kamar mandi

apa yang trjadi..

Ihsan sedang muntah2 darah, dan mencuci sendiri bajunya yang terkena darah. Tanpa ada lirih dari mulutnya agar dikasihani. Tanpa ada kata ADUH agar ditolong.

Kadang jam 2 malam Ihsan bangun, dia ke kamar mandi, memuntahkan mual diperut yang mengeluarkan darah, lalu kesesokan paginya, umi abinya baru menyadari bahwa Ihsan mencuci baju semalam.

Inilah Ihsan..
Lebih nyaman dirawat di rumah atau masjid..

"Ihsan, kenapa kamu ga mau dirawat di Rumah Sakit??"

Maka dengarlah jawabannya:

"Ihsan mau meninggal dalam keadaan sholat dan baca qur'an" jawabnya lirih..

Didetik ini, saya tak bisa lagi menahan air mata saya..

Inilah Ihsan...
Anak sholeh yang hafal Qur'an hampir 15 juz

Tadi pagi saya ditunjukan setumpuk uang sejumlah 27 juta, bantuan dari Ibu2 majlis taklim.

Tapi Ihsan menolaknya..Ihsan ga mau pahala Sakit Ihsan jadi berkurang. Ia berkata

"Jika mau Ihsan jadi LEBIH BAIK, dan LEBIH TENANG, KEMBALIKAN SEMUA UANG ITU HARI INI JUGA"

Tadi sore Ustadz Yusuf Mansur datang memberi bantuan tunai 5 juta pun ditolaknya..

Banyak yang lebih susah dari Ihsan jawabnya.. Ma syaa Allah..

Meleleh lagi mata saya...

Sudah 3 hari ini Ihsan lirih memohon...

"Ihsan ga kuat
"Ihsan mau pulang
"Ihsan pasrah saja dengan ketentuan Allah

Tadi ba'da sholat shubuh, saat disinggung mau dibawa lagi ke RS. Ihsan memohon ke kedua orang tuanya, Mencium kaki umi abinya sambil berkata,

"Biarin Ihsan disini saja, Ihsan mau diakhir2 hidup ini, Ihsan habiskan bersama adik2 Ihsan. Ihsan ga mau di Rumah sakit"

Ya Allah...

Abi Ihsan berusaha tegar di depan anaknya, namun matanya berkaca2 sesekali menyeka air mata yang hampir jatuh...

Saya ga kuat...
Saya putuskan pulang saja...

Seperti biasa, perpisahan di akhiri doa indah dari Ihsan...

Kembali saya terenyuh..

Ketika hendak pamitan untuk pulang,
Saya jabat tangannya, lalu dia pun menjabat tangan saya dengan erat, erat sekali, lalu berucap lirih

"Terima kasih ya om sudah bantu Ihsan, semoga keluarga om sakinah mawaddah warahmah.
Semoga semua kebaikan om di balas syurga
Semoga anak2 om jadi anak sholeh
Doakan ihsan ya om biar cepat sembuh"

Ya Allah...
Merinding tubuhku, bergemuruh dadaku, haru hendak jatuh buliran air mataku..

Belum pernah sebuah doa terucap untukku membuat ku jadi begini terenyuh..

Doa yang keluar dari lisan seorang anak 11th, yang begitu sabar dan ikhlas menerima ujian dari-Nya.

"Ihsan, kamu harus sehat, kamu harus kuat, kamu harus positif thingking, kamu itu anak hebat, kamu punya ilmu, kamu harus kembali sehat dan bisa memberi manfaat untuk ummat dan masyarakat. Agar semua kebaikanmu bisa terlimpah juga untuk abi dan umi kamu..kamu mau kan?"

Ihsan mengangguk..

"Iya om, doain ihsan biar cepat sembuh.."

Mata ini hampir saja basah karena ketegaran seorang anak hebat ini.

Ihsan.. Terima kasih atas pelajaran yang begitu dalam.. Ya Rabb hamba malu dengan qonaah dan istiqomah seorang anak kecil pantang mengeluh dan pantang meminta - minta ini..

Ikhwah... bantu Ihsan beli madunya ya, sebagai ikhtiarnya yang terus ia lakukan...

Untuk beli madu Ihsan silakan hubungi:

Abi Ihsan: 081289591469
Taris Zuper: 087776621983
Ruru: 087781700088

“Barangsiapa yang membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mukmin ketika didunia maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat kelak”

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, Kemudian mereka tetap istiqamah. Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.” (QS Al Ahqaaf : 13)

Bantu sebarkan... in syaa Allah bermanfaat..

اَللّÙ‡ُÙ…َّ اخْتِÙ…ْ Ù„َÙ†َا بِاْلاِسْلاَÙ…ِ ÙˆَاخْتِÙ…ْ Ù„َÙ†َا بِاْلاِÙŠْÙ…َانِ ÙˆَاخْتِÙ…ْ Ù„َÙ†َا بِØ­ُسْÙ†ِ الْØ®َاتِÙ…َØ©ِ

"Alloohummakhtim lanaa bil-islaami wakhtim lanaa bil-iimaani wakhtim lanaa bi husnil khootimati" Aamin.


NOTED : INSYA ALLAH kami dari HSC Akan melakukan kunjungan ke rumah ihsan pada hari Minggu tanggal 27 Maret 2016. Bagi teman2 yang terketuk hatinya membantu ihsan. Silahkan konversikan nominal pemberiannya dalam bentuk pembelian MADU IHSAN senilai Rp60rb per botol. List daftar jumlah pesanan MADU IHSAN bisa daftar japri saya. Harganya resmi dari Ihsan.

Barakallahu fiikum

Senin, 21 Maret 2016

Posted by Aldy Forester | File under : , ,
Pengusaha sukses bukan hanya mereka yang mampu menjalankan bisnis dan mendulang untung yang berlimpah. Pengusaha sukses berarti mereka mampu untuk memberi manfaat dengan keuntungan bisnis yang dimilikinya.
Apa saja ciri-ciri dari pengusaha sukses? Melansir laman Business Insider, Minggu (20/3/2016) berikut ulasannya:

1. Bertanggung jawab
Pengusaha yang baik akan selalu bertanggung jawab terhadap apa yang ia lakukan. Tanggung jawab yang besar merupakan modal awal untuk sukses di tempat kerja.

2. Punya tujuan hidup jelas
Seorang pengusaha yang sukses pasti memiliki tujuan hidup yang jelas. Mereka tahu betul apa yang akan dilakukan dalam hidupnya.

3. Rela berkorban
Pengusaha yang baik bukan hanya mereka yang mampu mementingkan kepentingan pribadi. Mereka justru rela mengorbankan apa yang dimiliki demi kesuksesan bersama.

4. Fokus
Pengusaha sukses selalu fokus dengan tujuan yang ingin dikejarnya. Ia tidak mudah terpengaruh dengan pendapat orang lain.

5. Menjadi ahli
Ahli dalam satu bidang tertentu akan mampu membuat Anda menjadi pribadi yang lebih baik dibandingkan ketika ingin menguasai semua hal.

6. Menulis mimpi
Banyak fakta membuktikan bahwa menulis mimpi di kertas dapat memacu Anda untuk jadi lebih baik di setiap harinya. Orang sukses selalu menulis mimpinya agar mereka selalu ingat dengan apa yang ingin dicapainya.

7. Pantang menyerah
Pengusaha sukses tidak pantang menyerah terhadap apa yang ia hadapi sehari-hari. Mereka berani untuk mengambil keputusan besar demi kemajuan bisnisnya.

Sumber : Liputan6


Posted by Aldy Forester | File under : , , , ,

Suatu ketika seorang pengusaha sedang memotong rambutnya pada tukang cukur yang berdomisili tak jauh dari kantornya, mereka melihat ada seorang anak berusia 10 tahunan berlari-lari dan melompat-lompat di depan mereka.

Tukang cukur berkata, "Itu Benu, dia anak paling bodoh yang pernah saya kenal"

"Masak, apa iya?" jawab pengusaha

Lalu tukang cukur memanggil si Benu, ia lalu merogoh kantongnya dan mengeluarkan lembaran uang Rp.2.000 dan koin Rp.1.000, lalu menyuruh Benu memilih, "Benu, kamu boleh pilih & ambil salah satu uang ini, terserah kamu mau pilih yang mana, ayo ambil!"

Benu melihat ke tangan Tukang cukur dimana ada uang Rp.2.000 dan Rp.1.000, lalu dengan cepat tangannya bergerak mengambil uang Rp.1.000.

Tukang cukur dengan perasaan bangga lalu melirik dan berbalik kepada sang pengusaha dan berkata, "Benar kan yang saya katakan tadi, Benu itu memang anak terbodoh yang pernah saya temui. Sudah tak terhitung berapa kali saya ngetes dia seperti itu tadi dan dia selalu mengambil uang logam yang nilainya lebih kecil."


Setelah sang pengusaha selesai memotong rambutnya, di tengah perjalanan pulang dia bertemu dengan Benu. Karena merasa penasaran dengan apa yang dia lihat sebelumnya, dia pun memanggil Benu dan bertanya, "Benu, tadi saya melihat sewaktu tukang cukur menawarkan uang lembaran Rp.2.000 dan Rp.1.000, saya lihat kok yang kamu ambil uang yang Rp.1.000, kenapa tak ambil yang Rp.2.000, nilainya kan lebih besar 2 kali lipat dari yang Rp.1.000?"

Benu pun tertawa kecil berkata, "Saya tidak akan dapat lagi Rp.1.000 setiap hari, karena tukang cukur itu selalu penasaran kenapa saya tidak ambil yang seribu. Kalau saya ambil yang Rp.2.000, berarti permainannya selesai dan kapan lagi saya dapat uang jajan gratis setiap hari..."

Catatan : Banyak orang yang merasa lebih pintar dibandingkan orang lain, sehingga mereka sering menganggap remeh orang lain. Ukuran kepintaran seseorang hanya TUHAN yang mengetahuinya. Alangkah bijaksananya kita jika tidak menganggap diri sendiri lebih pintar dari orang lain. Di atas langit masih ada langit yang lain.

Sumber :  Kisah Renungan 


Minggu, 20 Maret 2016

Posted by Aldy Forester | File under : , , , ,


"Palu Menghancurkan Kaca, Tetapi Palu Membentuk Baja".



Apa makna dari pepatah kuno diatas?

Jika jiwa kita rapuh seperti kaca, maka ketika palu/masalah menghantam, kita akan mudah putus asa, frustasi, kecewa, marah, dan jadi remuk redam. Jika kita adalah kaca, maka kita juga rentan terhadap benturan. Kita mudah tersinggung, kecewa, marah, atau sakit hati saat kita berhubungan dengan orang lain. Sedikit benturan sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan hubungan kita.

Jangan pernah jadi kaca, tapi jadilah baja. “Mental baja” adalah mental yang selalu positif, bahkan tetap bersyukur di saat masalah dan keadaan yang benar-benar sulit tengah menghimpitnya.

Mengapa demikian? Orang yang seperti ini selalu menganggap bahwa “masalah adalah proses kehidupan untuk membentuknya menjadi lebih baik”. Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang lebih berguna setelah lebih dulu diproses dan dibentuk dengan palu. Setiap pukulan memang menyakitkan, namun mereka yang bermental baja selalu menyadari bahwa itu baik untuk dirinya.

Jika hari ini kita sedang ditindas oleh masalah hidup, jangan pernah merespons dengan sikap yang keliru!

Jika kita adalah “baja”, kita akan selalu melihat palu yang menghantam kita sebagai sahabat yang akan membentuk kita. Sebaliknya jika kita “kaca” maka kita akan selalu melihat palu sebagai musuh yang akan menghancurkan kita.

Sumber : Iphincow 


Jumat, 18 Maret 2016

Posted by Aldy Forester | File under : , , , , , ,

Suatu kala, ada seorang yang cukup terkenal akan kepintarannya dalam membantu orang mengatasi masalah. Meskipun usianya sudah cukup tua, namun kebijaksanaannya luar biasa luas. Karena itulah, orang berbondong-bondong ingin bertemu dengannya dengan harapan agar masalah mereka bisa diselesaikan.


Setiap hari, ada saja orang yang datang bertemu dengannya. Mereka sangat mengharapkan jawaban yang kiranya dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang sedang mereka hadapi. Dan hebatnya, rata-rata dari mereka puas akan jawaban yang diberikan. Tidak heran, kepiawaiannya dalam mengatasi masalah membuat namanya begitu tersohor.


Suatu hari, seorang pemuda mendengar pembicaraan orang-orang di sekitar yang bercerita tentang orang tua tersebut. Ia pun menjadi penasaran dan berusaha mencari tahu keberadaannya. Ia juga ingin bertemu dengannya. Ada sesuatu yang sedang mengganjal di hatinya dan ia masih belum mendapatkan jawaban. Ia berharap mendapatkan jawaban dari orang tua tersebut.

Setelah berhasil mendapatkan lokasi tempat tinggal orang tua itu, ia bergegas menuju ke sana. Tempat tinggal orang tua tersebut dari luar terlihat sangat luas bagai istana.

Setelah masuk ke dalam rumah, ia akhirnya bertemu dengan orang tua bijaksana tersebut. Ia bertanya, "Apakah Anda orang yang terkenal yang sering dibicarakan orang-orang mampu mengatasi berbagai masalah?"
Orang tua itu menjawab dengan rendah hati, "Ah, orang-orang terlalu melebih-lebihkan. Saya hanya berusaha sebaik mungkin membantu mereka. Ada yang bisa saya bantu, anak muda? Kalau memang memungkinkan, saya akan membantu kamu dengan senang hati."

"Mudah saja. Saya hanya ingin tahu apa rahasia hidup bahagia? Sampai saat ini saya masih belum menemukan jawabannya. Jika Anda mampu memberi jawaban yang memuaskan, saya akan memberi hormat dan dua jempol kepada Anda serta menceritakan kehebatan Anda pada orang-orang," balas pemuda itu.
Orang tua itu berkata, "Saya tidak bisa menjawab sekarang."
Pemuda itu merengut, berkata, "Kenapa? Apakah Anda juga tidak tahu jawabannya?"
"Bukan tidak bisa. Saya ada sedikit urusan mendadak," balas orang tua itu. Setelah berpikir sebentar, ia melanjutkan, "Begini saja, kamu tunggu sebentar."

Orang tua itu pergi ke ruangan lain mengambil sesuatu. Sesaat kemudian, ia kembali dengan membawa sebuah sendok dan sebotol tinta. Sambil menuangkan tinta ke sendok, ia berkata, "Saya ada urusan yang harus diselesaikan. Tidak lama, hanya setengah jam. Selagi menunggu, saya ingin kamu berjalan dan melihat-lihat keindahan rumah dan halaman di luar sambil membawa sendok ini."

"Untuk apa?" tanya pemuda itu dengan penasaran.
"Sudah, jangan banyak tanya. Lakukan saja. Saya akan kembali setengah jam lagi," kata orang tua itu seraya menyodorkan sendok pada pemuda itu dan kemudian pergi.

Setengah jam berlalu, dan orang tua bijak itu pun kembali dan segera menemui pemuda itu.
Ia bertanya pada pemuda itu, "Kamu sudah mengelilingi seisi rumah dan halaman di luar?"
Pemuda itu menganggukkan kepala sambil berkata, "Sudah."
Orang tua itu lanjut bertanya, "Kalau begitu, apa yang sudah kamu lihat? Tolong beritahu saya."
Pemuda itu hanya diam tanpa menjawab.
Orang tua itu bertanya lagi, "Kenapa diam? Rumah dan halaman begitu luas, banyak sekali yang bisa dilihat. Apa saja yang telah kamu lihat?"
Pemuda itu mulai bicara, "Saya tidak melihat apa pun. Kalau pun melihat, itu hanya sekilas saja. Saya tidak bisa ingat sepenuhnya."
"Mengapa bisa begitu?" tanya orang tua itu.
Sang pemuda dengan malu menjawab, "Karena saat berjalan, saya terus memperhatikan sendok ini, takut tinta jatuh dan mengotori rumah Anda."

Dengan senyum, orang tua bijak itu berseru, "Nah, itulah jawaban yang kamu cari-cari selama ini. Kamu telah mengorbankan keindahan rumah yang seharusnya bisa kamu nikmati hanya untuk memerhatikan sendok berisi tinta ini. Karena terus mengkhawatirkan tinta ini, kamu tidak sempat melihat rumah dan halaman yang begitu indah. Rumah ini ada begitu banyak patung, ukiran, lukisan, hiasan dan ornamen yang cantik. Begitu juga dengan halaman rumah yang berhiaskan bunga-bunga warna-warni yang bermekaran. Kamu tidak bisa melihatnya karena kamu terus melihat sendok ini."

Ia melanjutkan, "Jika kamu selalu melihat kejelekan di balik tumpukan keindahan, hidup kamu akan dipenuhi penderitaan dan kesengsaraan. Sebaliknya, jika kamu selalu mampu melihat keindahan di balik tumpukan kejelekan, maka hidup kamu akan lebih indah. Itulah rahasia dari kebahagiaan. Apakah sekarang sudah mengerti, anak muda?"

Pemuda itu benar-benar salut atas kebijaksaan dari orang tua itu. Ia sungguh puas dengan jawabannya. Akhirnya ia menemukan jawaban yang selama ini ia cari. Sebelum pergi, ia menepati janjinya dengan memberi hormat dan dua jempol kepada orang tua tersebut.


Renungan : 

Dalam hidup ini, alangkah baiknya kita tidak menjerumuskan diri kita ke dalam keterpurukan. Selalu ada hal positif yang bisa kita ambil. Jangan mengorbankan keindahan hidup hanya untuk melihat sisi jeleknya. Jadilah orang yang senantiasa melihat setitik terang di dalam gelap.

Sumber : Kisah Motivasi
Posted by Aldy Forester | File under : , , , , ,
Suatu malam, seorang wanita sedang menunggu di bandara. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu, ia membeli buku dan sekantong kue di sebuah gerai toko di bandara, lalu menemukan tempat duduk.

Sambil duduk, wanita tersebut memakan kue sambil membaca buku yang baru dibelinya. Dalam keasyikannya, ia melihat lelaki di sebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua kue yg berada diantara mereka berdua.

Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si “Pencuri Kue” yang pemberani itu menghabiskan persediaannya.

Ia makin kesal sementara menit-menit berlalu. Wanita itupun sempat berpikir: (“Kalau aku bukan orang baik, tentu sudah kutonjok dia !”).

Setiap ia mengambil satu kue, si lelaki itu juga mengambil satu. Ia menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan, dan ia segera mengumpulkan barang-barang miliknya dan menuju pintu gerbang.

Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari buku yang hampir selesai dibacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan napas karena kaget. Ternyata disitu ada kantong kuenya. Koq milikku ada di sini, jadi kue tadi adalah milik siapa. Milik lelaki itu?

Ah, terlambat sudah untuk meminta maaf; ia tersandar dan sedih. Bahwa sesungguhnya akulah yang salah, tak tahu terima kasih dan akulah sesungguhnya sang pencuri kue itu; bukan dia!

Dalam hidup ini, kisah pencuri kue seperti tadi seringkali terjadi. Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri, dan tak jarang kita berprasangka buruk.

Orang lainlah yang selalu salah, orang lain yang patut disingkirkan, orang lain yang tak tahu diri, orang lain yang berdosa, orang lain yang selalu bikin masalah.

Kita sering mengalami hal diatas, kita sering berpikir bahwa kita paling benar sendiri, kita paling suci, kita paling tinggi, kita paling pintar, dst.

Sejak detik ini, bisakah kita memulai untuk rendah hati?

Dan tidak lagi menjadi “pencuri kue” yang teriak “maling..!” kepada orang lain..!

Sumber : Last Inspiring

Sabtu, 12 Maret 2016

Posted by Admin | File under : , , ,
Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si kakek.
Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara “Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata “belum !” lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “belum !”
Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.


Wanita itu berkata “belum !” Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku.Ia terus membakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.
Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
Link : Lifeblogid
Posted by Aldy Forester | File under : , , ,
Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, yang satunya tidak. Tempayan yang tidak retak selalu dapat membawa air penuh dari mata air ke rumah majikannya, sedang tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh.
Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya, karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun si tempayan retak merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari yang seharusnya dapat diberikannnya. Tertekan oleh kegagalan ini, tempayan retak itu berkata kepada si tukang air,”Saya sungguh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon maaf kepadamu.””Kenapa?” tanya si tukang air, “Kenapa kamu merasa malu?”
“Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air karena retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacatku itu, saya telah membuatmu rugi.” kata tempayan itu.
Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak dan berkata, “Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan.”
Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur.
Kata tukang air kepada tempayan retak, “Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan lain yang tidak retak itu. Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu adanya, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang.”
Link : Lifeblogid

Jumat, 11 Maret 2016

Posted by Admin | File under : , , , ,
Seorang lelaki tua terbaring lemah di sebuah rumah sakit. Seorang pemuda datang menengoknya setiap hari dan menghabiskan waktu berjam-jam bersama lelaki tua itu. Pemuda itu menyuapinya, membersihkan badannya, dan membimbingnya berjalan-jalan di taman, lalu membantunya kembali berbaring. Pemuda itu baru pergi setelah merasa bila lelaki tua itu sudah bisa ditinggal.
Suatu ketika perawat yang datang memberi obat dan memeriksa kondisi orang tua itu berkata, “Bapak punya anak yang berbakti. Setiap hari ia datang untuk mengurus Bapak. Sungguh beruntung ya, Pak.”
Lelaki tua itu memandang perawat itu sejenak, lalu memejamkan kedua matanya. Dengan nada sedih, lelaki tua itu berkata, “Saya berangan-angan, seandainya ia adalah salah seorang anak saya. Ia adalah anak yatim yang tinggal di lingkungan tempat tinggal kami. Dulu sekali, saya melihatnya menangis setelah kematian ayahnya. Saya pun menghiburnya, dan membelikan permen untuknya. Setelah itu saya tidak pernah lagi berbincang dengannya.
Kemudian ketika ia tahu kalau saya dan istri hanya tinggal berdua saja, ia pun berkunjung setiap hari untuk memastikan kami baik-baik saja. Ketika kondisi fisik saya mulai menurun, ia mengajak saya dan istri saya tinggal di rumahnya, lalu secara rutin membawa saya ke rumah sakit untuk mengecek kondisi kesehatan.
Saya pun pernah bertanya padanya, ‘Nak, mengapa engkau menyusahkan diri untuk mengurus kami?’ Sambil tersenyum anak itu menjawab, ‘Manisnya permen masih terasa di mulut saya, Pak."

Orang yang baik hatinya pasti akan mendapatkan imbalan yang baik pula dari Sang Pencipta. Maka, jangan memikirkan untung/rugi ketika mempunyai kesempatan untuk membantu orang yang perlu bantuan. Lakukan saja perbuatan baik secara spontan, dengan hati yang tulus dan ikhlas karena hukum Tuhan tidak pernah salah. Apa yang kita tanam pasti akan kembali kepada kita pula, bahkan berkelimpahan.

Link : Iphincow

Selasa, 08 Maret 2016

Posted by Admin | File under : , , ,
Seorang pemuda membawa ayahnya yang telah tua dan agak pikun ke sebuah restoran terbaik di kotanya. Ketika makan, tangan sang ayah gemetar sehingga banyak makanan tumpah dan tercecer mengotori meja, lantai, dan bajunya sendiri. Beberapa pengunjung restoran, melirik situasi tersebut.
Namun pemuda itu terlihat begitu tenang. Ia membantu dengan sabar dan menanti sang ayah selesai makan. Setelah selesai, ia membawa sang ayah ke kamar mandi, untuk dibersihkan tubuh dan pakaiannya dari kotoran. Setelah itu, ia mendudukkan ayahnya kembali di kursi, dan dengan tenang ia pun membersihkan makanan yang tercecer di sekitar meja tempat ayahnya makan, Kemudian, ia membayar tagihan makan malam pada kasir restoran itu, menghampiri ayahnya, dan menuntunnya keluar.
Pemilik restoran yang sedari tadi mencermati perilaku pelanggannya ini, bergegas keluar menyusul si pemuda yang sedang menuntun ayahnya itu. Setelah berhasil menyusul, ia berkata, “Terima kasih, Anda telah meninggalkan sesuatu yang berharga di restoranku.”
Pemuda itu balik bertanya, “Memangnya barang berharga apa yang aku tinggalkan…?”
Sambil menepuk pundak si pemuda, pemilik restoran berkata, “Engkau telah meninggalkan pembelajaran yang mahal pada kami semua, tentang luhurnya nilai berbakti kepada orang tua.”
“Bakti” bagi setiap orang terhadap orangtuanya, tentu tidak sama satu sama lain, karena situasi yang berbeda-beda. Tapi yang pasti: bakti adalah hal yang tidak bisa kita abaikan. Seburuk apa pun rupa maupun kondisi orangtua kita, mereka tetap layak dan harus dihormati.


Link : Iphincow