Rabu, 30 Desember 2015

Posted by Admin | File under : , , ,
Sore hari, ketika aku pulang dari mengajar les, aku melihat sebuah perjuangan hidup seorang bapak tua yang mendorong gerobak dagangannya yang berisi jagung rebus. Aku terus melihat bapak itu merapikan jagung-jagung rebusnya yang sudah masak. Tetes peluh bapak itu pun terlihat. Taukah sobat, apa yang aku bayangkan? Aku membayangkan jika bapak itu adalah papa ku. Mendorong kesana kemari gerobak dagangannya demi mencari rezeki untuk anak dan istrinya.
Sekejap bayangan itu membuat ku sedih, betapa besarnya semangat bapak tersebut untuk membahagiakan keluarganya. Di tengah lamunan ku ini, tak terasa gerimis datang dan kini semakin deras menjadi hujan besar yang menerpa tubuh ku, sehingga aku menjadi basah kuyup. Aku mencari tempat berteduh di sebuah halaman toko milik orang lain. Aku melihat bapak tadi sedang terburu-buru mendorong gerobaknya untuk dapat berteduh. Kini bapak itu berteduh tepat di samping ku. Ku lihat kembali tubuh bapak tersebut yang sudah tua dan keriput. Ku lirik jagung-jagung yang masih menggunung di gerobaknya. Ya Tuhan, aku tau hujan ini adalah rezeki dari mu, namun berilah petunjuk mu agar bapak ini bisa mencari rezekinya. Ya Tuhan bantulah bapak ini ya Tuhan.
Tidak berapa lama kemudian bapak itu melirik ku yang kedinginan karena derasnya hujan, lalu bertanya kepada ku, “Rumah mu dimana nak?”. Aku pun menjawab, “Di jalan Sukadamai pak.” “Wah, masih cukup jauh ya nak, ya sudah ini ada jagung rebus untukmu, ambillah.” Aku pun menjawab, “Tidak usah pak, terimakasih.” “Ambil saja, ini gratis kok untuk mu”, balas bapak tersebut sambil tersenyum kepada ku. Akhirnya aku terima pemberiannya. “Terimakasih pak, semoga rezeki bapak lancar hari ini, meskipun cuaca tidak mendukung.” “Amin, hujan kan rezeki dari Allah nak, jadi disyukuri saja,” jawab bapak tersebut dengan senyumannya.
Sambil memakan jagung yang bapak tersebut berikan, kami berbincang-bincang mengenai kehidupan bapak tersebut. Sungguh terharu aku dengan ceritanya. Ia mempunyai sepasang anak, anak perempuannya si sulung sudah menikah dan ikut dengan suaminya, dan anak laki-lakinya si bungsu yang kini masih duduk di bangku SMP kelas 3. Istri bapak hanya seorang ibu rumah tangga yang membantu bapak mencari uang dengan menjadi tukang cuci di rumah orang. Penghasilan si ibu pun tak seberapa untuk kebutuhan hidup sehari-harinya. Bapak tidak memiliki sanak saudara di rantau ini. Tapi, taukah sobat? Bapak tidak pernah mengeluh dengan hidupnya yang serba susah. Tinggal di gubuk tua yang sudah reot. Bapak mengaku bersyukur bahwa Tuhan masih sayang kepadanya. Bapak itu menasihati ku, “Nak, semiskin-miskinnya kita jangan sampai kita miskin hati, miskin amal dan miskin ilmu. Kamu harus bersyukur, disekolahkan untuk memperkaya ilmu mu. Gunakanlah ilmu itu sebaik-baiknya agar kelak kamu menjadi anak yang berguna. Dunia ini adalah ladang amal. Jangan seperti nasib bapak ini. Bapak hanya tamat SD kelas 4. Jadi bapak mencari rezeki hanya mengandalkan tenaga dan kemampuan bapak yang bapak punya. Bapak sudah pernah menjual sate, barang-barang plastik, menjual kue putu, bahkan menjadi tukang sol sepatu dan pemulung pun bapak pernah nak. Tapi inilah hidup, rezeki harus dicari dengan ikhlas. Ingat nak pengorbanan orangtua mu untuk masa depan mu.” Nasehat bapak tersebut ku balas dengan sebuah senyuman dimana dalam hati ku, aku terharu.
Kini hujan sudah mulai reda. Ternyata hujan tadi membuka rezeki untuk bapak. Banyak orang membeli jagung bapak yang dijualnya murah hanya Rp.2000,00 saja. Jagung rebus yang disajikan hangat-hangat begini memang cocok untuk suasana dingin setelah hujan. Alhamdulilah ya Allah, engkau buka kan pintu rezeki untuk bapak ini. Aku melihat wajah bahagia bapak lewat senyum kecil ramahnya yang ia lemparkan untuk para pembeli. Kesabaran dan keikhlasan bapak berbuah manis dari Allah. Hujan boleh saja deras, namun yakinlah setelah itu akan muncul pelangi yang indah.
Aku pun melanjutkan perjalanan pulang dengan berpamitan kepada bapak. “Pak saya pulang dulu ya, sudah hampir magrib. Duluan ya pak. Assalamu’alaikum.” Bapak pun menjawab, “Wa’alaikumsalam. Ya nak, hati-hati ya.” Di tengah perjalanan aku berfikir, betapa besar semangat bapak itu untuk mengais rezeki dari Allah. Pikiran ku pun melayang. Aku teringat papa dan mama ku. Papa yang pergi kerja pagi pulang sore tak pernah mengeluh dengan pekerjaannya yang penat. Hujan, panas teriknya matahari tak meruntuhkan semangatnya bekerja demi anak dan istrinya tercinta. Dari kisah ini aku mendapat sebuah pembelajaran baru. Sebagai anak aku harus lebih giat lagi belajar. Aku harus menyenangkan hati orangtua ku dengan prestasi yang ku miliki. Setiap tetes peluh keringat mereka takkan bisa aku gantikan. Setiap pengorbanan yang mereka berikan untuk anaknya tak pernah terbalaskan. Papa, mama aku ucapkan terimakasih atas semua yang telah engkau berikan untuk ku. Dan sore ini, aku dapatkan motivasi dari bapak penjual jagung rebus. Motivasi yang membuat ku bangkit dan semangat menjalani hidup ini.

Link : My Inspirations

Selasa, 29 Desember 2015

Posted by Admin | File under : , , , ,
Ada seorang Pria yg buta huruf bekerja sebagai penjaga sekolah.
Sudah ? 20 tahun dia bekerja disana. Suatu hari kepala sekolah itu digantikan & menerapkan aturan baru.
Semua pekerja harus bisa membaca & menulis maka penjaga yg buta huruf itu, terpaksa tidak bisa bekerja lagi.
Awalnya, dia sangat sedih. Dia tidak berani langsung pulang ke rumah & memberitahukan istrinya. Dia berjalan pelan menelusuri jalanan.
Tiba-tiba muncullah ide untuk membuka kios di jalanan itu. Tidak disangka, usahanya sukses, dari 1 kios sampai jadi beberapa kios. Kini dia jadi seorang Pengusaha yg sukses & kaya.
Suatu hari, dia pergi ke bank untuk membuka rekening, namun karena buta huruf, dia tidak bisa mengisi formulir & karyawan Bank yg membantunya.
Karyawan Bank berkata, : "Wah, Bapak buta huruf saja bisa punya uang sebanyak ini, apalagi kalau bisa membaca & menulis, pasti lebih kaya lagi"
Dengan tersenyum dia berkata, : "Kalau saya bisa membaca & menulis, saya pasti masih menjadi penjaga sekolah"
Apa yg merupakan musibah, bisa saja BERKAH.

Link : My Inspirations

Jumat, 24 Juli 2015

Posted by Admin | File under : , , ,
Kita semua mungkin pernah mengalami sakit, iya kan ? Tapi terkadang rasa sakit yang kita rasakan itu justru membuat kita banyak mengeluh, bahkan lebih sibuk mengeluh daripada bersyukur. Mengapa ? Mungkin karena datangnya penyakit merupakan sesuatu yang tidak kita inginkan. Padahal hikmahnya dari sakit itu banyak sekali loooh andai kita tahu
“Ya Allah, kenapa harus aku ?”
Mungkin ini menjadi salah satu pertanyaan bagi orang yang sedang terkena penyakit. Ya, kenapa harus aku yang kena penyakit ini ? Jawabannya sangat sedehana loh :
Karena Allah Menyayangimu, ya.. benar-benar menyayangimu. Kenapa ? karena pada hakikatnya, sakit itu menyadarkan kita banyak hal, misalnya :
Keterbatasan Manusia
Karena datangnya sakit, kita menjadi semakin sadar bahwa sesungguhnya kemampuan kita sangat terbatas, kita tidak mampu mengendalikan diri ini agar selalu sehat, hanya mampu berusaha. Ketika Allah menakdirkan kita sakit, maka kita sama sekali tidak berdaya.
Dengan sakit ini juga kita semakin sadar bahwa kita tidak mampu melakukan semuanya sendiri, kita membutuhkan orang lain. Selain itu keterbatasan diri akan membuat kita lebih menghargai orang lain serta menekan kesombongan diri bukan ?
Kekuasaan Allah
Ketika datangnya sakit, bukankah semakin terasa jelas kekuasaan Allah ? Semakin terasa bahwa ada kekuatan lain yang mengusai diri ini, yang diri kita sendiri tidak mampu untuk melawannya. Ya.. Allahlah yang memberi penyakit dengan kasih sayang-Nya, namun Dia juga yang akan menyembuhkannya.
Berharganya Waktu
Ingatkah sebuah pesan “kaya sebelum miskin.. muda sebelum tua.. sehat sebelum sakit” ? Mungkin dengan adanya penyakit, Allah sedang bertanya pada kita “Sudah digunakan apa sajakah waktu sehatmu ?”.
Dengan adanya penyakit, bukankah kita jadi semakin sadar betapa berharganya waktu ? Ketika sedang sehat, kita mampu beribadah dengan maksimal, mampu mengerjakan tugas dengan maksimal, bisa menikmati makanan yang lezat, tapi.. ketika sakit, bahkan mungkin bergerak pun terasa sangat sulit. Oleh karena itu, dengan adanya sakit.. semoga kita semakin sadar untuk memanfaatkan waktu sehat dengan jauh lebih baik lagi.
“Ya Allah, kenapa harus sekarang ?”
Terkadang sakit yang menimpa kita mungkin hadir disaat yang tidak tepat, misalnya saat kita harus menempuh ujian atau ketika kita sedang bertugas, sehingga datangnya sakit ini kita anggap sangat merusak rencana kita, sehingga membuat kita bertanya “ya Allah, kenapa harus sekarang ? kenapa ngga nanti? Sekarang banyak hal yang harus aku kerjakan ya Allah”.. kira-kira mungkin begitu keluhan kita.
Tapi yang harus kita ingat adalah Allah lebih tau kapan waktu yang terbaik untuk kita. Bahkan Ia mengetahui apa saja yang tersembunyi dan apa yang akan terjadi esok. Jadi, bila Allah menakdirkan kita untuk sakit hari ini atau esok hari, pastilah itu yang terbaik. Allah telah menentukan waktunya dan sakitnya, dan itu pasti yang terbaik.
“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia anat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui; sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216 )
“Ya Allah, kapan aku sembuh ?”
Ketika penyakit tak kunjung sembuh, mungkin diri ini cenderung putus asa dan terus mengeluh. Bertanya pada Allah “ya Allah.. kapan aku sembuh ?”. Sebenarnya keluhan ini tidak akan menyelesaikan masalah, justru akan mremperlambat proses penyembuhan diri karena bisa menambah rasa sakit yang dirasakan.
Boleh jadi, Allah sedang menguji kesabaran kita saat penyakit ini tidak kunjung sembuh. Menguji ketakwaan kita kepada Allah, meninggikan derajat kita atau boleh jadi ketika sakit diri ini lebih dekat dengan Allah sehingga membuat Allah semakin sayang pada kita. Diri ini milik Allah, Allah berhak melakukan apapun untuk diri kita. Tugas kita adalah berusaha dan berdoa agar penyakit ini disembuhkan, serta jangan lupa bersyukur, hasilnya serahkan pada Yang Maha Memutuskan.
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.at-Taghaabun :11)
Jadi apa yang harus aku lakukan ?
Terima dengan ikhlas karena penyakit yang menimpa kita kini adalah ketetapan-Nya, yang diri kita tidak akan mampu menghindar dari takdir-Nya. Pikirkan dan terus ingat akan kasih sayang Allah pada kita, bayangkan nikmat yang Allah berikan saat kita sehat. Dan juga ingat akan dosa-dosa yang sedang digugurkan Allah saat kita sakit. Alangkah indahnya bukan? jika setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup ini menjadikan kita semakin dekat dengan-Nya.
Ada sebuah pesan indah dari seorang muslimah yang bernama Hubabah Khadijah yang saya kutip dari buku Bidadari Bumi karya Halimah Alaydrus..
“Bukankah sakit adalah dari-Nya juga ? Dan Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Allah SWT seringkali tatkala mencintai seorang hamba Dia memberinya rasa sakit sebagai tanda cinta.. ingat, Yang Allah inginkan untukmu adalah kebaikan, maka terimalah apapun dari-Nya dengan lapang dada sembari meyakini bahwa yang Dia berikan adalah yang terbaik untukmu..”
Begitu banyak hikmah yang dapat kita ambil dari sakit ini bukan ? Begitu Allah sangat menyayangi kita, Alhamdulillah
“Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya.” (HR. Bukhari).
Wallahu a’lam bishawab

Sumber :  Puisi Request

Minggu, 17 Mei 2015

Posted by Admin | File under : , , , ,

‪‎
MENDIDIK ANAK ‪‎MENGENAL ‪‎ALLAH. Pengenalan akan Allah, menjadi dasar dalam mendidik anak. Jika anak percaya akan Allah, maka nasehat atau teguran selanjutnya akan menjadi jauh lebih mudah. Bisa saja anak tetap berbuat kesalahan, karena ia memang belum dewasa, tetapi anak yang mengenal Allah, mudah dididik.
“Kamu anak soleh, tidak boleh berbuat begitu” “Kalau kamu berbuat seperti itu, Allah sedih, karena kamu umat-Nya” “Berbuatlah kebajikan, itulah cara memuliakan Allah” Kata-kata seperti ini, sudah cukup menjadi teguran bagi anak yang dididik mengenal Allah. Tidak perlu teriakan atau kata-kata kotor.
Memberi tauladan beribadah, menjalankan sholat, membaca buku-buku agama, sikap hidup sehari-hari orang tua, adalah cara termudah mendidik anak mengenal Allah. Selain itu, melalui cerita atau dongeng yang mengajarkan pengenalan akan Allah.
Nah.. ada kabar gembira: Persembahan untuk anak Indonesia dari ‪‎ALIF ‪‎ALYA, buku cerita digital (semi game/ ada selingan game), Edisi lengkap, tersedia beberapa judul, dan GRATIS lagi, sudah bisa di download. Caranya masuk ke PLAYSTORE (GeoglePlay di Android) atau APPSTORE (di Ios) lalu cari ALIF ALYA, akan ada beberapa game disana, pilih yang GRATIS/ FREE.
BARU TERBIT: Game/ Buku Digital Judul “Mengenal ALLAH dari Jejak Kaki Unta” GRATIS download, edisi lengkap free/ gratis. Ayo buruan download, buku digital/ semi ‪game ‎Islami, yang membentuk ‪Akhlak Anak ini, thema kali ini MENGENAL ALLAH.
In Shaa Allah akan lahir Generasi yang kuat. Bagikan info ini sebanyak mungkin ke teman, keluarga, saudara, sehingga makin banyak yang mendapat berkah. Wassalam.

Sabtu, 16 Mei 2015

Posted by Admin | File under : , , ,
Pantaskah anda mengeluh? Padahal anda telah dikaruniai sepasang lengan yang kuat untuk mengubah dunia. Layakkah anda berkeluh kesah? Padahal anda telah dianugerahi kecerdasan yang memungkinkan anda untuk membenahi segala sesuatunya.
Apakah anda bermaksud untuk menyia-nyiakan semuanya itu? lantas menyingkirkan beban dan tanggung jawab anda? Janganlah kekuatan yang ada pada diri anda, terjungkal karena anda berkeluh kesah. Ayo tegarkan hati anda. Tegakkan bahu. Jangan biarkan semangat hilang hanya karena anda tidak tahu jawaban dari masalah anda tersebut.
Jangan biarkan kelelahan menghujamkan keunggulan kamu. Ambillah sebuah nafas dalam-dalam. Tenangkan semua alam raya yang ada dalam benak anda. Lalu temukan lagi secercah cahaya dibalik awan mendung. Dan mulailah ambil langkah baru.
Sesungguhnya, ada orang yang lebih berhak mengeluh dibanding anda. Sayangnya suara mereka parau tak terdengar, karena mereka tak sempat lagi untuk mengeluh. Beban kehidupan yang berat lebih suka mereka jalani daripada mereka sesali. Jika demikian masihkan anda lebih suka mengeluh daripada menjalani tantangan hidup ini?

Jumat, 15 Mei 2015

Posted by Admin | File under : , ,
Seorang petani kaya mati dan meninggalkan kedua putranya.
Sepeninggal ayahnya, kedua putra ini hidup bersama dalam satu rumah. Sampai suatu hari mereka bertengkar dan memutuskan untuk berpisah dan membagi dua harta warisan ayahnya. Setelah harta terbagi, masih tertingal satu kotak yang selama ini disembunyikan oleh ayah mereka.
Mereka membuka kotak itu dan menemukan dua buah cincin di dalamnya, yang satu terbuat dari emas bertahtakan berlian dan yang satu terbuat dari perunggu murah. Melihat cincin berlian itu, timbullah keserakahan sang kakak, dia menjelaskan, “Kurasa cincin ini bukan milik ayah, namun warisan turun-temurun dari nenek moyang kita. Oleh karena itu, kita harus menjaganya untuk anak-cucu kita. Sebagai saudara tua, aku akan menyimpan yang emas dan kamu simpan yang perunggu.”
Sang adik tersenyum dan berkata, “Baiklah, ambil saja yang emas, aku ambil yang perunggu.” Keduanya mengenakan cincin tersebut di jari masing-masing dan berpisah.
Sang adik merenung, “Tidak aneh kalau ayah menyimpan cincin berlian yang mahal itu, tetapi kenapa ayah menyimpan cincin perunggu murahan ini?” Dia mencermati cincinnya dan menemukan sebuah kalimat terukir di cincin itu: INI PUN AKAN BERLALU. “Oh, rupanya ini mantra ayah…,” gumamnya sembari kembali mengenakan cincin tersebut.
Kakak-beradik tersebut mengalami jatuh-bangunnya kehidupan. Ketika panen berhasil, sang kakak berpesta-pora, bermabuk-mabukan, lupa daratan. Ketika panen gagal, dia menderita tekanan batin, tekanan darah tinggi, hutang sana-sini. Demikian terjadi dari waktu ke waktu, sampai akhirnya dia kehilangan keseimbangan batinnya, sulit tidur, dan mulai memakai obat-obatan penenang. Akhirnya dia terpaksa menjual cincin berliannya untuk membeli obat-obatan yang membuatnya kecanduan.
Sementara itu, ketika panen berhasil sang adik mensyukurinya, tetapi dia teringatkan oleh cincinnya: INI PUN AKAN BERLALU. Jadi dia pun tidak menjadi sombong dan lupa daratan.
Ketika panen gagal, dia juga ingat bahwa: INI PUN AKAN BERLALU, jadi ia pun tidak larut dalam kesedihan.
Hidupnya tetap saja naik-turun, kadang berhasil, kadang gagal dalam segala hal, namun dia tahu bahwa tiada yang kekal adanya. Semua yang datang, hanya akan berlalu.
Dia tidak pernah kehilangan keseimbangan batinnya, dia hidup tenteram, hidup seimbang, hidup bahagia.

Link : My Motivations
Posted by Admin | File under : , , , ,

Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah kampung dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya betapa orang-orang bisa sangat miskin.
Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin.
Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya. "Bagaimana perjalanan kali ini?"
"Wah, sangat luar biasa Ayah"
"Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin" kata ayahnya.
"Oh iya" kata anaknya.
"Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?" tanya ayahnya.
Kemudian si anak menjawab....
"Saya saksikan bahwa :
Kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat.
Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ke tengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya.
Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari.
Kita memiliki patio sampai ke halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala secara utuh.
Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita.
Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya.
Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri.
Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi."
Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara.
Kemudian sang anak menambahkan "Terima kasih Ayah, telah menunjukkan kepada saya betapa miskinnya kita."
Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki dan terus memikirkan apa yang tidak kita punya.


Minggu, 10 Mei 2015

Posted by Admin | File under : , , ,

” MAU MENERIMA NASEHAT, 
PASTI AKAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN SESEORANG “

_ GOETHE _


  • Nasehat yang baik dari siapa saja harus aku terima dengan hati yang terbuka dan rasa terimakasih.  
  • Bahkan kritikan pun tak perlu takut untuk didengar dan diterima tanpa penolakan.  
  • Seorang pemenang adalah mau mengalah untuk mau mendengarkan kata-kata dari orang lain.  
  • Perbedaan antara orang sombong dan seorang pemenang saat dinasehati adalah : 
# orang sombong , ” Wah..saya sudah tahu!” # Seorang Pemenang, ” Ya..ya..Terimakasih banyak! 

  • Bahkan , terimalah nasehat walau dari seorang anak sekalipun dengan kerendahan hati, karena sering Kebenaran datang dari mereka.   
  • Lebih baik dinasehati daripada tak dipedulikan…Jadi, aku menerima setiap kata-kata nasehat bagaikan sabda-sabda dari para Nabi.


# Tuhan..jangan butakan mata hatiku untuk menerima kata-kata yang baik, tetapi bukalah hatiku ini atas setiap kata-kata yang datang padaku tanpa melihat siapa yang mengatakan kalau mengandung Kebenaran.