Jumat, 27 Mei 2016

Posted by Aldy Forester | File under : ,
Yan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumunin banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.

Pembeli berteriak: "3x8 = 23, kenapa kamu bilang 24?"

Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: "Sobat, 3x8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi".

Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: "Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan".
Yan Hui: "Baik, jika Confusius bilang kamu salah, bagaimana?"
Pembeli kain: "Kalau Confusius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?"
Yan Hui: "Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu".

Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confusius. Setelah Confusius tahu duduk persoalannya, Confusius berkata kepada Yan Hui sambil tertawa: "3x8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Kasihkan jabatanmu kepada dia." Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika mendengar Confusius bilang dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain.

Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confusius tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confusius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasehat : "Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh."

Yan Hui bilang baiklah lalu berangkat pulang.

Di dalam perjalanan tiba2 angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba2 ingat nasehat Confusius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti.

Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba dirumahnya sudah larut malam dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai didepan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Confusius, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.

Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata: "Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?"
Confusius berkata: "Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh".

Yan Hui berkata: "Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum."

Confusius bilang: "Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3x8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 3x8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?"

Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : "Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu."
Sejak itu, kemanapun Confusius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.

Cerita ini mengingatkan kita:

Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya.

Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting.

Banyak hal ada kadar kepentingannya. Janganlah gara2 bertaruh mati2an untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat.

Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.

Bersikeras melawan pelanggan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.

Bersikeras melawan atasan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.

Bersikeras melawan suami. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.

Bersikeras melawan teman. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga

Kemenangan bukanlah soal medali, tapi terlebih dulu adalah kemenangan terhadap diri dan lebih penting kemenangan di dalam hati.

Link :  Motivation
Posted by Aldy Forester | File under : , ,

Satu pohon dapat membuat jutaan batang korek api.
Tapi satu batang korek api juga dapat membakar jutaan pohon.
Bila korek api diibaratkan pikiran negatif maka satu pikiran negatif dapat membakar semua pikiran positif.

Korek api mempunyai kepala, tetapi tidak mempunyai otak.
Oleh karena itu setiap kali ada gesekan kecil, sang korek api langsung terbakar. Kita punya kepala dan juga otak. Jadi kita tidak perlu terbakar amarah hanya karena gesekan kecil.
 
Ketika burung hidup, ia makan ulat. Ketika burung mati, ulat makan burung. Waktu terus berputar sepanjang zaman. Siklus kehidupan terus berlanjut.

Jangan merendahkan siapapun dalam hidup, bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapa diri kita. Kita mungkin berkuasa tapi WAKTU lebih berkuasa daripada kita. 

Waktu kita sedang jaya, kita merasa banyak teman di sekeliling kita. Waktu kita sakit, kita baru tahu bahwa sehat itu sangat penting, jauh melebihi HARTA.
Ketika kita tua, kita baru tahu kalau masih banyak yang belum dikerjakan.
Dan setelah di ambang ajal, kita baru tahu ternyata begitu banyak waktu yang terbuang sia-sia. Hidup tidaklah lama, sudah saatnya kita bersama-sama membuat HIDUP LEBIH BERHARGA.

Saling menghargai, saling membantu dan memberi, juga saling mendukung. Jadilah sahabat perjalanan hidup yang tulus.
ALLAH bersama kita. Dan mudah-mudahan selalu bersama kita.

 

Kamis, 26 Mei 2016

Posted by Aldy Forester | File under : , ,

Ada yang memang berputus asa mencari kerja. Dalam pikirannya yang penting dapat rezeki. Mau itu cara haram pun tak peduli. Hal itu sudah diisyaratkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits berikut ini.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ رُوْحَ القُدُسِ نَفَثَ فِي رَوْعِي إِنَّ نَفْسًا لاَ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا ، فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ ، وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتَبْطَاءَ الرِّزْقُ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِي اللهَ ؛ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُدْرِكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ
Sesungguhnya ruh qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki. Jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat kepada-Nya.” (HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129 dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8: 166, hadits shahih. Lihat Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah no. 2866).

Dalam hadits di atas diperintahkan untuk mencari rezeki yang halal. Janganlah rezeki tadi dicari dengan cara bermaksiat atau dengan menghalalkan segala cara. Kenapa ada yang menempuh cara yang haram dalam mencari rezeki? Di antaranya karena sudah putus asa dari rezeki Allah sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.

Intinya karena tidak sabar. Seandainya mau bersabar mencari rezeki, tetap Allah beri karena jatah rezeki yang halal sudah ada. Coba renungkan perkataan Ibnu ‘Abbas berikut ini. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
ما من مؤمن ولا فاجر إلا وقد كتب الله تعالى له رزقه من الحلال فان صبر حتى يأتيه آتاه الله تعالى وإن جزع فتناول شيئا من الحرام نقصه الله من رزقه الحلال
“Seorang mukmin dan seorang fajir (yang gemar maksiat) sudah ditetapkan rezeki baginya dari yang halal. Jika ia mau bersabar hingga rezeki itu diberi, niscaya Allah akan memberinya. Namun jika ia tidak sabar lantas ia tempuh cara yang haram, niscaya Allah akan mengurangi jatah rezeki halal untuknya.” (Hilyatul Auliya’, 1: 326)

Ada jatah rezeki untuk orang kafir sebagaimana ada jatah juga untuk orang beriman. Bahkan rezeki yang dijatah adalah rezeki yang halal. Sehingga diberinya rezeki bukanlah standar benarnya dan lurusnya iman seseorang. Karena ahli maksiat pun diberi rezeki. Sebagaimana binatang pun diberi rezeki. Allah Ta’ala berfirman,
وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Ankabut: 60).

Semoga Allah menganugerahkan pada kita rezeki yang halal yang membuat kita rajin bersyukur dengan mentaati-Nya serta menjauhi maksiat.
Wallahu waliyyut taufiq

Link : Rumayso 


JANGAN LUPA YA JOIN PAYTREN

http://plcnetwork.com/aldyforester
KLIK BANNER BERIKUT


http://paytren.link/aldyforester

Posted by Aldy Forester | File under : , ,
Ada yang memang berputus asa mencari kerja. Dalam pikirannya yang penting dapat rezeki. Mau itu cara haram pun tak peduli. Hal itu sudah diisyaratkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits berikut ini.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ رُوْحَ القُدُسِ نَفَثَ فِي رَوْعِي إِنَّ نَفْسًا لاَ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا ، فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ ، وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتَبْطَاءَ الرِّزْقُ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِي اللهَ ؛ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُدْرِكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ
Sesungguhnya ruh qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki. Jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat kepada-Nya.” (HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129 dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8: 166, hadits shahih. Lihat Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah no. 2866).

Dalam hadits di atas diperintahkan untuk mencari rezeki yang halal. Janganlah rezeki tadi dicari dengan cara bermaksiat atau dengan menghalalkan segala cara. Kenapa ada yang menempuh cara yang haram dalam mencari rezeki? Di antaranya karena sudah putus asa dari rezeki Allah sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.

Intinya karena tidak sabar. Seandainya mau bersabar mencari rezeki, tetap Allah beri karena jatah rezeki yang halal sudah ada. Coba renungkan perkataan Ibnu ‘Abbas berikut ini. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
ما من مؤمن ولا فاجر إلا وقد كتب الله تعالى له رزقه من الحلال فان صبر حتى يأتيه آتاه الله تعالى وإن جزع فتناول شيئا من الحرام نقصه الله من رزقه الحلال
“Seorang mukmin dan seorang fajir (yang gemar maksiat) sudah ditetapkan rezeki baginya dari yang halal. Jika ia mau bersabar hingga rezeki itu diberi, niscaya Allah akan memberinya. Namun jika ia tidak sabar lantas ia tempuh cara yang haram, niscaya Allah akan mengurangi jatah rezeki halal untuknya.” (Hilyatul Auliya’, 1: 326)

Ada jatah rezeki untuk orang kafir sebagaimana ada jatah juga untuk orang beriman. Bahkan rezeki yang dijatah adalah rezeki yang halal. Sehingga diberinya rezeki bukanlah standar benarnya dan lurusnya iman seseorang. Karena ahli maksiat pun diberi rezeki. Sebagaimana binatang pun diberi rezeki. Allah Ta’ala berfirman,
وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Ankabut: 60).

Semoga Allah menganugerahkan pada kita rezeki yang halal yang membuat kita rajin bersyukur dengan mentaati-Nya serta menjauhi maksiat.
Wallahu waliyyut taufiq

Link : Rumayso 


JANGAN LUPA YA JOIN PAYTREN

http://plcnetwork.com/aldyforester
KLIK BANNER BERIKUT

http://paytren.link/aldyforester

Posted by Aldy Forester | File under : , , ,

Gunakan Cara Yang Baik

Lewat jalan kanan, kanan cenderung baik bukan. Sadarkah kita, makan dengan tangan kanan, pakai tangan kiri dianggap tidak sopan kan. Masuk masjid pakai kaki kanan, pakai baju masukin tangan kanan dulu. Sampai belahan rambut kita disisir kearah kanan, kanan cenderung baik bukan! Karena itu pakai jalan kanan, maksudnya pakai jalan yang baik atau jalan yang benar untuk mendapatkan rezeki kita. 

Rezeki Yang Halal
Carilah rezeki halal, karena tidak semua rezeki halal, tergantung pada cara mencarinya atau jalannya kita mendapatkannya. Kita sudah mencari rezeki dengan cara yang benar, apakah sudah pasti menjadi halal? Belum tentu, cara benar tapi zat yang didapat tidak benar juga bisa merubah menjadi haram. Contohnya ya, kita mendapat makanan dari tetangga, sup ekor sapi, uenak kan, tapi pas masak dikasih bumbu minyak babi, zatnya akhirnya tercemar zat haram. Sudah tercemar zat haram, gampangnya zat yang awalnya halal menjadi zat yang akhirnya haram. Ingat pepatah, rusak susu karena nila setitik. Macam inilah sup sapi itu menjadi haram.

Thayyib, atau baik. Carilah rezeki yang halal dan juga thayyib. Thayyib itu artinya baik. Carilah rezeki yang diperoleh dengan cara yang halal dan dibenarkan oleh agama sehingga penuh berkah.

Dari sahabat Jabir bin Abdullah, bahwasanya pada suatu ketika Nabi Muhammad SAW berkata di hadapan para sahabatnya, ''Wahai umat manusia, bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaikilah dalam hal mencari rezeki. Karena, sesungguhnya manusia itu tidak akan mati sebelum disempurnakan rezekinya. Allah hanya memperlambat turunnya rezeki kepadanya. Dan kemudian menurunkannya secara berangsur-angsur. Karena itu (sekali lagi), bertakwalah kalian semua kepada Allah dan perbaikilah usahamu dalam meraih rezeki. Ambillah yang halal dan tinggalkanlah yang haram.'' (HR Ibnu Majah).

Jika kita sudah mampu mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram, rezeki yang sudah datang kepada kita jangan kita simpan dan nikmati sendiri. kita bisa membaginya kepada yang lain, misalnya dengan membuat usaha. kita akan membuat lapangan kerja baru, usaha bukan berarti kita akan meninggalkan pekerjaan asli kita, tidak harus besar.

Kalau kita mencari rezekinya dengan jalan yang baik dan benar untuk rezeki yang baik, yakinlah kita akan mendapat rezeki yang halal. Gunakan cara yang baik untuk sesuatu yang baik. Baik untuk pribadi kita, lingkungan kita, orang disekeliling kita, kehidupan kita. 

Berpahala Bagi Pencarinya

Pada dasarnya seorang yang sedang mencari rezeki itu sedang beribadah, karena ini termasuk bentuk ibadah maka sudah tentu Allah akan memberikan pahala baginya. Jadi bersemangatlah mencari rezeki, hal yang terasa untuk kehidupan dunia ternyata menjadi pahala akhirat kita.

Kalaupun bila kita tidak memperoleh rezeki kita setelah berusaha, kita tetap akan mendapat pahala dari Allah SWT. Tapi kita harus yakin semua usaha kita pasti akan menghasilkan, walaupun tidak pada hari itu juga. Seperti kata petani, yang memanen adalah yang menanam. Jadilah seperti petani yang menanam dan memanennya, jangan seperti burung yang hanya memanennya. Yang seperti burung itu yang seperti apa? Mungkin seperti para Koruptor di negeri kita,

Wajib Di Usahakan

Rezeki kita sudah disiapkan oleh Allah SWT untuk kita. Kita hanya dipersilahkan mengambilnya dengan cara kita. Cara yang baik atau cara yang buruk, cara kanan atau cara kiri, kita pemegang kendali diri kita. Kendalikan diri kita dalam mencapai rezeki itu dengan cara yang baik, sehingga apa yang kita dapatkan akan menjadi baik.

Rezeki walaupun sudah disiapkan oleh Allah, dia harus kita cari, ambilah. Rezeki tidak akan datang kepada kita dengan sendirinya, hanya untuk waktu-waktu tertentu saja dia datang sendiri. Orang yang selalu berpangku tangan walaupun setiap hari dia meminta kepada Allah SWT segudang emas, tapi dia tidak mau berusaha, berat Allah SWT untuk mengabulkannya. Ingat Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum tanpa kaum itu mengubahnya sendiri.

Karena itu kita wajib merubah nasib kita sendiri, tentunya dengan cara yang baik lagi benar menurut agama dan masyarakat 

1 % Kecerdasan 99% Usaha

Saking harus kita berusaha, banyak ilmuwan-ilmuwan terkemuka mengatakan bahwa 1% kecerdasan 99% usaha. Ada yang versi 1% kecerdasan 99% kerja keras, ada yang 1% inspirasi 99% usaha, dan ada yang 1% jenius 99% keringat. Tetapi sebenarnya semuanya maknanya sama saja. Memang motto hidup itu tidak dikatakan oleh para muslimin tetapi oleh ilmuwan non muslim, tapi ini membuktikan ketika kita berjuang berusaha keras mencari rezeki seperti mereka saja mereka bisa sukses, apalagi jika dibarengi dengan doa. Pasti sukses kita menjemput rezeki akan sangat sempurna, kolaborasi usaha dan doa.

Merubah Nasib Bukan Dengan Berdiam Diri

Melihat, Allah SWT tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu berusaha merubahnya, dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa mencari rezeki adalah wajib. Bila kita memang ingin menjemputnya, membawanya ketangan kita. Bergeraklah untuk berubah, rubah arus rezeki kita. Bagaimana merubahnya? dengan mencarinya, mengusahakannya, memperlancarkannya bukan menunggunya. Jemput dia.

Allah SWT membenci kemalasan, Allah SWT membenci putus asa. Kemalasan akan mengakibatkan seseorang tidak memberikan hasil, malas adalah penyakit. Penyakit tentunya bisa diobati, dengan apa? Dengan memulai, mulai dari saat ini.

Dengan memulai, pertama kita harus memulai menggunakan mainset atau pola pikir yang baru untuk berubah menjadi seorang yang memiliki kemudahan rezeki. Apa mindset kita? Konsumtif?

Produktif dong, kita tinggalkan perilaku konsumtif yang berlebihan. Kita boleh konsumtif tapi jangan berlebihan, dan yang terpenting perilaku konsumtif tidak boleh hahir sebelum kita bisa berlaku produktif terlebih dahulu. Ayo berkarya.

Ada banyak sisi negatif dari perilaku konsumtif, boros, foya-foya, habis di saat ini, dan perilaku konsumtif itu termasuk susah disembuhkan. Banyangkan jika kita gunakan uang kita untuk ditabung setidaknya 10% dari penghasilan kita. Kita bisa dikatakan sebagai orang yang kaya jika kita juga tidak memiliki hutang, ini teori umum.

Akhirat Bukan Berarti Tidak Mengenal Dunia

Walaupun kita diwajibkan untuk memikirkan urusan akhirat, bahkan wajib kita urus. Tapi urusan dunia juga jangan kita tinggalkan begitu saja hanya karena mengutamakan akhirat, seimbanglah. Wajib bagi kaum muslimin meningkatkan keimanannya dan mengamalkan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya. Meski seperti itu perkara dunia tidak boleh dikesampingkan, termasuk mencari rezeki. Lagi pula rezeki itu yang memberi juga dari Allah SWT, karena itu kita mengambilnya dengan cara yang tidak melanggar ketentuan dari Allah.

Kita wajib untuk berusaha mencari rezeki. Orang tua berkewajiban untuk mencari nafkah untuk keluargannya dengan keinginan yang keras dan dengan didasari iman kepada Allah, sehingga menghindarkan dirinya pada hal-hal yang haram. Dalam sebuah hadis yang shahih Nabi bersabda, “Setiap jasmani yang tumbuh dari yang kotor, maka api neraka lebih pantas baginya.”


JANGAN LUPA YA JOIN PAYTREN

http://plcnetwork.com/aldyforester 

KLIK BANNER DIBAWAH INI


http://paytren.link/aldyforester


 

Senin, 23 Mei 2016

Posted by Aldy Forester | File under : , ,
Berpikir negatif dapat menjadi sebuah kebiasaan. Pikiran tenggelam dan terjebak dalam suatu area negatif sampai anda mengambil tindakan untuk mengeluarkannya.
Ketika anda pertama kali mulai berpikir negatif, anda mungkin akan mencoba dan memaksa pikiran keluar dari kepala anda. Anda mencoba sekeras mungkin untuk berhenti berpikir tentangnya dan mendorong mereka keluar.
Tetapi pendekatan ini seringkali menjadi bumerang. Melawan pikiran-pikiran negatif sebenarnya justru dapat memperkuat pola berpikir dan hanya membuat hal-hal semakin buruk. Semakin anda mencoba untuk tidak berpikir tentang sesuatu, semakin anda benar-benar berpikir tentang hal itu.
Agar anda benar-benar terbebas dari pikiran negatif, anda perlu mencoba pendekatan yang berbeda. Berikut ini adalah tujuh cara untuk membersihkan pikiran negatif anda.

1. Mengubah bahasa tubuh anda 
Luangkan waktu sejenak untuk mengamati bahasa tubuh anda. Apakah anda membungkuk dengan sikap tertutup? Apakah anda mengerutkan kening?
Jika memang demikian, anda akan lebih mudah untuk berpikir negatif.
Bahasa tubuh yang buruk dapat menurunkan citra diri anda dan menyebabkan kurangnya kepercayaan diri. Sehingga dalam keadaan emosional, menjadi sesuatu yang normal untuk mulai memiliki pikiran negatif.
Duduklah tegak dengan penuh percaya diri. Buka sikap anda dan lebih banyak tersenyum.
Perbaiki bahasa tubuh anda dan anda akan merasa jauh lebih baik. Ini mungkin bisa menjadi apa yang anda butuhkan untuk membersihkan pikiran-pikiran negatif.

2. Bicarakan keluar
Kadang-kadang berpikir negatif terjadi karena anda memiliki masalah atau emosi yang perlu anda lampiaskan keluar.
Tidak baik menyimpannya untuk diri sendiri. Jika anda memiliki sesuatu yang perlu segera ditangani, anda harus berbicara dengan seseorang.
Menempatkan apa yang ada di pikiran dalam bentuk kata-kata dapat membantu anda meletakkan segala sesuatu ke dalam perspektif sehingga anda dapat menemukan akar masalahnya.

3. Luangkan satu menit menenangkan pikiran anda dari semua pikiran
Dengan segala sesuatu seperti berlomba di kepala anda, akan menjadi sulit untuk mengendalikan pikiran yang muncul – terutama pikiran negatif.
Cobalah memperlambatnya. Satu menit ketenangan seringkali itulah yang diperlukan.
Ini seperti halnya meditasi – anda mengosongkan pikiran anda. Anggap saja sebagai reboot. Setelah kosong, anda dapat mengisinya dengan sesuatu yang sedikit lebih positif.

4. Mengubah kalimat berpikir anda
Kadang-kadang pikiran negatif adalah hasil dari perspektif yang buruk . Lihatlah sudut pandang anda pada hal-hal yang terjadi di sekitar anda.
Misalnya, dibanding berpikir , “Aku akan melalui waktu yang sulit dan akan mengalami kesulitan,” lebih baik berpikir “Aku menghadapi beberapa tantangan, tapi aku berusaha untuk menemukan solusi.”
Anda pada dasarnya sedang mengatakan hal yang sama, namun cara kedua memiliki sudut pandang yang lebih positif. Tapi kadang-kadang perubahan kalimat kecil dapat membuat perbedaan besar untuk pola pikir anda.

5. Jadilah kreatif
Ketika pikiran negatif muncul, anda dapat menetralisir dengan menghabiskan beberapa waktu kreatif.
Cari penyaluran untuk mengeluarkan hal-hal kreatif di pikiran anda. Menggambar atau melukis sesuatu – bahkan jika anda harus menggunakan krayon. Selama anda menggunakan kreativitas anda untuk mengeluarkan pikiran negatif, maka hal tersebut dapat bekerja.
Jelajahi emosi anda melalui tindakan-tindakan kreatif yang dapat meningkatkan suasana hati anda kembali.
Kreativitas dapat terasa seperti pembebasan. Ketika anda menempatkan emosi anda melalui sebuah bentuk seni, anda menempatkan mereka keluar dari sistem anda dan membersihkannya.

6. Berjalan-jalan
Kadang-kadang pikiran kita adalah produk dari lingkungan dimana kita berada. Misalnya, jika anda dikelilingi dengan orang-orang negatif, anda mungkin akan mulai berpikir negatif pada gilirannya.
Menghindari lingkungan negatif dapat sangat membantu. Ambil waktu untuk berjalan-jalan sendirian menjauhi suasana sehari-hari. Pergi ke suatu tempat yang dapat mengangkat suasana hati seperti taman atau museum.
Waktu yang dihabiskan untuk menjauhkan diri dari pengaruh-pengaruh negatif dapat membawa anda pada ketenangan pikiran .

7. Mulai membuat daftar apa yang anda syukuri
Apakah anda lupa semua hal baik yang telah terjadi pada anda? Kadang-kadang dalam hidup sehari-hari, kita kehilangan fokus pada semua hal yang berjalan baik dalam kehidupan kita.
Jika itu mencerminkan anda, maka anda perlu kembali melatih pikiran anda untuk fokus pada semua hal baik yang terjadi di sekitar anda, bukan yang buruk.
Buat daftar semua hal yang anda syukuri, tidak peduli seberapa kecil hal tersebut kelihatannya. Kadang-kadang hal-hal baik dalam hidup kita terjadi tepat di depan wajah kita dan kita masih gagal untuk melihatnya.
Berhenti menjadi buta terhadap hal-hal positif yang sudah anda miliki selama ini.

Link : Aku Ingin Sukses


JANGAN LUPA JOIN PAYTREN



KLIK  BANNER BERIKUT
 
http://paytren.link/aldyforester


Sabtu, 14 Mei 2016

Posted by Aldy Forester | File under : , ,

Jadilah Syurga di Taman Hatiku, Jadilah Pendampingku di Taman Syurga-Nya

KISAH PENDEK PENUH INSPIRASI,,,,
.
Ini adalah Sebuah kisah di Jeddah, ketika ada sepasang suami istri yg sedang bertengkar, tiba2 suami mengangkat tangannya tinggi2 dan menampar sang istri.. istripun menangis, makhluk yg lembut, yg terlarang untuk di sakiti...
Dalam keadaan berantakan, tiba2 terdengar ketukan pintu, sang istri masih terisak tangisannya...

Diintipnya di lubang pintu oleh sang suami, ternyata mertua dan keluarga istrinya yg datang. Dengan bingungnya dia membukakan pintu dan sang istri dengan cepat lari ke belakan dan mencuci mukanya supaya tdk tetlihat dia sedang menangis...
Akan tetapi sang ibu tetap menangkap putrinya habis menangis, dan bertanyalah sang ibu, apa engkau habis menangis duhai putriku? Kenapa engkau menangis?,

Sang putri menjawab, "iya ibu, aku menangis, karena rinduku pada ibu, dan akhirnya Allah mengirimkan juga ibu datang ke sini, hingga tersampaikanlah rinduku ini, sembari memeluk ibunya dlm keadaan masih menangis..
Sang suami tdk menduga istrinya akan ber ucap seperti itu, dia fikir, habislah rumah tangganya dgn sang istri mengadukan perbuatannya pada ibunya, ternyata justru sebaliknya..
Dan setelah itu, sang suami keluar rumah menuju kepasar, membeli makanan untuk tamu yg datang, dan dia membeli sebuah perhiasan emas bernilai 1000 real ( sekitar 33 juta). Sesampainya di rumah, dia menjamu tamunya... dan setelah tamunya pulang, dia mendatangi istrinya dan memberikan perhiasan tsb,,

Sang istri berkata, "subhanallah, ini kan terlalu mahal untukku wahai suamiku,"
sang suami mnjawab, "engkau telah menyelamatkan rumah tanggaku, engkau sungguh2 wanita sholihah, engkau wahai istriku, bahkan engkaupun berhak mendapatkan nyawaku...

Pesan moral :
- Di perintahkannya merahasiakan permasalahan rumah tangga kpd orang tua, karena itu akan menjadi beban orang tua, setelah seumur hidup kita sudah membebani orangtua
- Di anjurkan, hargailah setiap kebaikan yg sudah di lakukan oleh pasangan kita.,
- Dianjurkannya sesekali memberikan hadiah kepada sang istri, sebagai tanda terima kasih kita atas perjuangannya, jerih payahnya,...mengurus keluarganya.

Aamiin...

Sumber : Love Islam


Jumat, 06 Mei 2016

Posted by Aldy Forester | File under : , , , , ,

Saat Kamu Diberi Pinjaman Uang, Bukan Berarti Temanmu Banyak Uang. Jadi Jangan Lupa Mengembalikannya.

Persahabatan yang sudah berjalan lama, kedekatan yang sudah terasa sangat erat terkadang membuat kita sangat mudah untuk merasa peduli pada teman ataupun sahabat yang selalu ada di dekat kita. Tak jarang hal itu membuat kita tidak sungkan untuk berbagi banyak hal pada mereka yang kita sebut teman. Sampai-sampai karena saking seringnya bersama, bermain bersama, dan kadang sama-sama mengalami masa-masa yang sulit membuat kita tidak sungkan untuk berbagi dalam hal materi walupun dia yang kita sebut sebagai teman itu adalah orang yang tidak ketahui dimana rumahnya. Perasaan persaudaraan ini akan semakin terasa jika orang yang kita sebut teman itu sama-sama merupakan anak rantau.

Namun apa yang kita dapatkan setelah kebaikan yang kita berikan, terkadang beberapa dari mereka membalasnya dengan kepahitan. Jika soal uang mereka bisa saja berubah dalam waktu seketika. Dari yang biasa-biasa saja menjadi sangat dekat dan itu hanya akan terjadi kalau Iagi butuh uang. Dan dari yang awalnya dekat mendadak menjauh hanya gara-gara kita menagih uang yang mereka pinjam. Hal itulah yang membuat kita kadang bertanya-tanya apa yang sedang mereka pikirkan? Apakah mereka teman atau penipu?

Meminjamkan Materi Pada Teman yang Kesulitan itu Bukan Karena Rejeki yang Berlimpah.

Bukankah kalian sudah tahu mengenai keuanganku, jika pun aku memberikan pinjaman uang kepadamu itu bukan berarti karena aku banyak memiliki uang tapi itu karena aku peduli padamu. Karena awalnya aku percaya kamu akan menggantinya bukankah seperti itu janjimu saat meminjam uang. Bahkan aku sampai rela berhemat agar bisa memberikanmu pinjaman karena kamu bilang sangat mendesak. Saat itu aku juga kekurangan karena aku mengerti dengan apa yang mendesakmu kupikir tidak masalah memberikanmu pinjaman meski diriku sebenarnya dalam keadaan kekurangan.

Uang yang Kamu Pinjam Jumlahnya Memang Tidak Banyak, Tapi Bukankah Seharusnya Kamu Segera Mengembalikan Uang Tersebut Disaat Aku Membutuhkan?

Jumlah uang yang kamu pinjam itu memang tidak seberapa. Bagi sebagian orang kehilangan uang dengan jumlah tersebut mungkin tidak akan masalah, tapi bagiku jumlah uang yang kamu pinjam itu sangat banyak, dan karena aku sangat membutuhkannya nilainya pun menjadi semakin berkali lipat. Lagi pula keuanganku memang tidak banyak bukan, jadi sudah wajar kiranya jika jumlah yang kamu pinjam itu bernilai sangat besar bagi diriku.

Tanpa Ragu Aku Memberikanmu Pinjaman Uang Karna Kita Sama-sama Sebagai Perantau.

Tanpa berfikir panjang mengenai keadaanku sendiri aku Iangsung memberikanmu pinjaman materi, karena saat itu aku berfikir karena sesama teman jika nanti aku membutuhkan bantuanmu kamu akan membantuku juga. Saat itu aku mencoba membayangkan jika aku ada pada posisimu yang tidak memiliki jalan Iain untuk menyelesaikan masalahmu itu.

Namun Apa yang Kamu Lakukan Saat Aku Mencoba Managihnya? Aku Malah Terlihat Seperti Pengemis.

Saat aku mencoba meminta kembali uang yang kupinjamkan karena aku juga terdesak masalah keuangan, apa yang aku dapatkan hanyalah janji-janji yang tidak pernah ditepati. Kamu pura-pura lupa, saat kutagih Iangsung kamu bilangnya ada tapi sedang tidak dibawa Ialu kamu kembali menjanjikan akan membayarnya esok hari. Janji-janji seperti terus saja kamu ucapkan sampai-sampai aku bosan menagihnya karena aku terlihat seperti orang yang mengemisnya.

Terkadang Kamu Terkesan Meremahkan Jumlah Uang yang Kupinjamkan Lalu Emosi Sendiri.

Karena aku membutuhnya tentu saja aku terus-terusan managihnya padamu. Bahkan kamu sendiri sampai bosan dan menghindariku kan karena kamu malu. Lalu ditempat umum kamu akan berkata "akan aku bayar cuma uang segitu kok". Kamu terkesan meremehkan, kalau memang jumlahnya tidak seberapa mengapa tidak membayarnya saja dengan sesegera mungkin. Jumlah yang kamu anggap tidak seberapa itu bagiku sangatlah penting.

Akhirnya Gara-gara Tak Mau Mengembalikan Pinjaman Kamu Menghindar Lalu Memutuskan Pertemanan.

lni sangat sering terjadi, aku rasa bukan hanya temanku saja yang akan melakukan hal ini, banyak teman-teman orang di dunia ini habis pinjam uang Ialu gak mau bayar kemudian memutuskan pertemanan, disms, telpon, email serta akun sosmednya semua kalau dikirimi pesan mau meminta uang yang dulu dipinjam pesannya hanya dibaca saja paling buruk adalah sama sekali tidak dibaca karena sudah tau isi pesannya berisi pesan mau menagih hutang. Dan pada akhirnya aku tidak memiliki pilihan Iain selain mengiklaskannya saja, walau sebenarnya tidak ikhlas.

 Situs Muslim