Jumat, 27 Mei 2016
Bila korek api diibaratkan pikiran negatif maka satu pikiran negatif dapat membakar semua pikiran positif.
Oleh karena itu setiap kali ada gesekan kecil, sang korek api langsung terbakar. Kita punya kepala dan juga otak. Jadi kita tidak perlu terbakar amarah hanya karena gesekan kecil.
ALLAH bersama kita. Dan mudah-mudahan selalu bersama kita.
Kamis, 26 Mei 2016
Ada yang memang berputus asa mencari kerja. Dalam pikirannya yang penting dapat rezeki. Mau itu cara haram pun tak peduli. Hal itu sudah diisyaratkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits berikut ini.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dalam hadits di atas diperintahkan untuk mencari rezeki yang halal. Janganlah rezeki tadi dicari dengan cara bermaksiat atau dengan menghalalkan segala cara. Kenapa ada yang menempuh cara yang haram dalam mencari rezeki? Di antaranya karena sudah putus asa dari rezeki Allah sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.
Intinya karena tidak sabar. Seandainya mau bersabar mencari rezeki, tetap Allah beri karena jatah rezeki yang halal sudah ada. Coba renungkan perkataan Ibnu ‘Abbas berikut ini. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
Ada jatah rezeki untuk orang kafir sebagaimana ada jatah juga untuk orang beriman. Bahkan rezeki yang dijatah adalah rezeki yang halal. Sehingga diberinya rezeki bukanlah standar benarnya dan lurusnya iman seseorang. Karena ahli maksiat pun diberi rezeki. Sebagaimana binatang pun diberi rezeki. Allah Ta’ala berfirman,
Semoga Allah menganugerahkan pada kita rezeki yang halal yang membuat kita rajin bersyukur dengan mentaati-Nya serta menjauhi maksiat.
Wallahu waliyyut taufiq
Link : Rumayso
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dalam hadits di atas diperintahkan untuk mencari rezeki yang halal. Janganlah rezeki tadi dicari dengan cara bermaksiat atau dengan menghalalkan segala cara. Kenapa ada yang menempuh cara yang haram dalam mencari rezeki? Di antaranya karena sudah putus asa dari rezeki Allah sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.
Intinya karena tidak sabar. Seandainya mau bersabar mencari rezeki, tetap Allah beri karena jatah rezeki yang halal sudah ada. Coba renungkan perkataan Ibnu ‘Abbas berikut ini. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
Ada jatah rezeki untuk orang kafir sebagaimana ada jatah juga untuk orang beriman. Bahkan rezeki yang dijatah adalah rezeki yang halal. Sehingga diberinya rezeki bukanlah standar benarnya dan lurusnya iman seseorang. Karena ahli maksiat pun diberi rezeki. Sebagaimana binatang pun diberi rezeki. Allah Ta’ala berfirman,
Semoga Allah menganugerahkan pada kita rezeki yang halal yang membuat kita rajin bersyukur dengan mentaati-Nya serta menjauhi maksiat.
Wallahu waliyyut taufiq
Link : Rumayso
Lewat jalan kanan, kanan cenderung baik bukan. Sadarkah kita, makan dengan tangan kanan, pakai tangan kiri dianggap tidak sopan kan. Masuk masjid pakai kaki kanan, pakai baju masukin tangan kanan dulu. Sampai belahan rambut kita disisir kearah kanan, kanan cenderung baik bukan! Karena itu pakai jalan kanan, maksudnya pakai jalan yang baik atau jalan yang benar untuk mendapatkan rezeki kita.
Thayyib, atau baik. Carilah rezeki yang halal dan juga thayyib. Thayyib itu artinya baik. Carilah rezeki yang diperoleh dengan cara yang halal dan dibenarkan oleh agama sehingga penuh berkah.
Dari sahabat Jabir bin Abdullah, bahwasanya pada suatu ketika Nabi Muhammad SAW berkata di hadapan para sahabatnya, ''Wahai umat manusia, bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaikilah dalam hal mencari rezeki. Karena, sesungguhnya manusia itu tidak akan mati sebelum disempurnakan rezekinya. Allah hanya memperlambat turunnya rezeki kepadanya. Dan kemudian menurunkannya secara berangsur-angsur. Karena itu (sekali lagi), bertakwalah kalian semua kepada Allah dan perbaikilah usahamu dalam meraih rezeki. Ambillah yang halal dan tinggalkanlah yang haram.'' (HR Ibnu Majah).
Jika kita sudah mampu mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram, rezeki yang sudah datang kepada kita jangan kita simpan dan nikmati sendiri. kita bisa membaginya kepada yang lain, misalnya dengan membuat usaha. kita akan membuat lapangan kerja baru, usaha bukan berarti kita akan meninggalkan pekerjaan asli kita, tidak harus besar.
Kalau kita mencari rezekinya dengan jalan yang baik dan benar untuk rezeki yang baik, yakinlah kita akan mendapat rezeki yang halal. Gunakan cara yang baik untuk sesuatu yang baik. Baik untuk pribadi kita, lingkungan kita, orang disekeliling kita, kehidupan kita.
Pada dasarnya seorang yang sedang mencari rezeki itu sedang beribadah, karena ini termasuk bentuk ibadah maka sudah tentu Allah akan memberikan pahala baginya. Jadi bersemangatlah mencari rezeki, hal yang terasa untuk kehidupan dunia ternyata menjadi pahala akhirat kita.
Kalaupun bila kita tidak memperoleh rezeki kita setelah berusaha, kita tetap akan mendapat pahala dari Allah SWT. Tapi kita harus yakin semua usaha kita pasti akan menghasilkan, walaupun tidak pada hari itu juga. Seperti kata petani, yang memanen adalah yang menanam. Jadilah seperti petani yang menanam dan memanennya, jangan seperti burung yang hanya memanennya. Yang seperti burung itu yang seperti apa? Mungkin seperti para Koruptor di negeri kita,
Rezeki kita sudah disiapkan oleh Allah SWT untuk kita. Kita hanya dipersilahkan mengambilnya dengan cara kita. Cara yang baik atau cara yang buruk, cara kanan atau cara kiri, kita pemegang kendali diri kita. Kendalikan diri kita dalam mencapai rezeki itu dengan cara yang baik, sehingga apa yang kita dapatkan akan menjadi baik.
Rezeki walaupun sudah disiapkan oleh Allah, dia harus kita cari, ambilah. Rezeki tidak akan datang kepada kita dengan sendirinya, hanya untuk waktu-waktu tertentu saja dia datang sendiri. Orang yang selalu berpangku tangan walaupun setiap hari dia meminta kepada Allah SWT segudang emas, tapi dia tidak mau berusaha, berat Allah SWT untuk mengabulkannya. Ingat Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum tanpa kaum itu mengubahnya sendiri.
Karena itu kita wajib merubah nasib kita sendiri, tentunya dengan cara yang baik lagi benar menurut agama dan masyarakat
Saking harus kita berusaha, banyak ilmuwan-ilmuwan terkemuka mengatakan bahwa 1% kecerdasan 99% usaha. Ada yang versi 1% kecerdasan 99% kerja keras, ada yang 1% inspirasi 99% usaha, dan ada yang 1% jenius 99% keringat. Tetapi sebenarnya semuanya maknanya sama saja. Memang motto hidup itu tidak dikatakan oleh para muslimin tetapi oleh ilmuwan non muslim, tapi ini membuktikan ketika kita berjuang berusaha keras mencari rezeki seperti mereka saja mereka bisa sukses, apalagi jika dibarengi dengan doa. Pasti sukses kita menjemput rezeki akan sangat sempurna, kolaborasi usaha dan doa.
Merubah Nasib Bukan Dengan Berdiam Diri
Melihat, Allah SWT tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu berusaha merubahnya, dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa mencari rezeki adalah wajib. Bila kita memang ingin menjemputnya, membawanya ketangan kita. Bergeraklah untuk berubah, rubah arus rezeki kita. Bagaimana merubahnya? dengan mencarinya, mengusahakannya, memperlancarkannya bukan menunggunya. Jemput dia.
Allah SWT membenci kemalasan, Allah SWT membenci putus asa. Kemalasan akan mengakibatkan seseorang tidak memberikan hasil, malas adalah penyakit. Penyakit tentunya bisa diobati, dengan apa? Dengan memulai, mulai dari saat ini.
Dengan memulai, pertama kita harus memulai menggunakan mainset atau pola pikir yang baru untuk berubah menjadi seorang yang memiliki kemudahan rezeki. Apa mindset kita? Konsumtif?
Produktif dong, kita tinggalkan perilaku konsumtif yang berlebihan. Kita boleh konsumtif tapi jangan berlebihan, dan yang terpenting perilaku konsumtif tidak boleh hahir sebelum kita bisa berlaku produktif terlebih dahulu. Ayo berkarya.
Ada banyak sisi negatif dari perilaku konsumtif, boros, foya-foya, habis di saat ini, dan perilaku konsumtif itu termasuk susah disembuhkan. Banyangkan jika kita gunakan uang kita untuk ditabung setidaknya 10% dari penghasilan kita. Kita bisa dikatakan sebagai orang yang kaya jika kita juga tidak memiliki hutang, ini teori umum.
Akhirat Bukan Berarti Tidak Mengenal Dunia
Walaupun kita diwajibkan untuk memikirkan urusan akhirat, bahkan wajib kita urus. Tapi urusan dunia juga jangan kita tinggalkan begitu saja hanya karena mengutamakan akhirat, seimbanglah. Wajib bagi kaum muslimin meningkatkan keimanannya dan mengamalkan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya. Meski seperti itu perkara dunia tidak boleh dikesampingkan, termasuk mencari rezeki. Lagi pula rezeki itu yang memberi juga dari Allah SWT, karena itu kita mengambilnya dengan cara yang tidak melanggar ketentuan dari Allah.
Kita wajib untuk berusaha mencari rezeki. Orang tua berkewajiban untuk mencari nafkah untuk keluargannya dengan keinginan yang keras dan dengan didasari iman kepada Allah, sehingga menghindarkan dirinya pada hal-hal yang haram. Dalam sebuah hadis yang shahih Nabi bersabda, “Setiap jasmani yang tumbuh dari yang kotor, maka api neraka lebih pantas baginya.”
Senin, 23 Mei 2016
1. Mengubah bahasa tubuh anda
2. Bicarakan keluar
Sabtu, 14 Mei 2016
Jadilah Syurga di Taman Hatiku, Jadilah Pendampingku di Taman Syurga-Nya
KISAH PENDEK PENUH INSPIRASI,,,,
.
Ini adalah Sebuah kisah di Jeddah, ketika ada sepasang suami istri yg sedang bertengkar, tiba2 suami mengangkat tangannya tinggi2 dan menampar sang istri.. istripun menangis, makhluk yg lembut, yg terlarang untuk di sakiti...
Dalam keadaan berantakan, tiba2 terdengar ketukan pintu, sang istri masih terisak tangisannya...
Diintipnya di lubang pintu oleh sang suami, ternyata mertua dan keluarga istrinya yg datang. Dengan bingungnya dia membukakan pintu dan sang istri dengan cepat lari ke belakan dan mencuci mukanya supaya tdk tetlihat dia sedang menangis...
Akan tetapi sang ibu tetap menangkap putrinya habis menangis, dan bertanyalah sang ibu, apa engkau habis menangis duhai putriku? Kenapa engkau menangis?,
Sang putri menjawab, "iya ibu, aku menangis, karena rinduku pada ibu, dan akhirnya Allah mengirimkan juga ibu datang ke sini, hingga tersampaikanlah rinduku ini, sembari memeluk ibunya dlm keadaan masih menangis..
Sang suami tdk menduga istrinya akan ber ucap seperti itu, dia fikir, habislah rumah tangganya dgn sang istri mengadukan perbuatannya pada ibunya, ternyata justru sebaliknya..
Dan setelah itu, sang suami keluar rumah menuju kepasar, membeli makanan untuk tamu yg datang, dan dia membeli sebuah perhiasan emas bernilai 1000 real ( sekitar 33 juta). Sesampainya di rumah, dia menjamu tamunya... dan setelah tamunya pulang, dia mendatangi istrinya dan memberikan perhiasan tsb,,
Sang istri berkata, "subhanallah, ini kan terlalu mahal untukku wahai suamiku,"
sang suami mnjawab, "engkau telah menyelamatkan rumah tanggaku, engkau sungguh2 wanita sholihah, engkau wahai istriku, bahkan engkaupun berhak mendapatkan nyawaku...
Pesan moral :
- Di perintahkannya merahasiakan permasalahan rumah tangga kpd orang tua, karena itu akan menjadi beban orang tua, setelah seumur hidup kita sudah membebani orangtua
- Di anjurkan, hargailah setiap kebaikan yg sudah di lakukan oleh pasangan kita.,
- Dianjurkannya sesekali memberikan hadiah kepada sang istri, sebagai tanda terima kasih kita atas perjuangannya, jerih payahnya,...mengurus keluarganya.
Aamiin...
Sumber : Love Islam
Jumat, 06 Mei 2016
Saat Kamu Diberi Pinjaman Uang, Bukan Berarti Temanmu Banyak Uang. Jadi Jangan Lupa Mengembalikannya.
Persahabatan yang sudah berjalan lama, kedekatan yang sudah terasa sangat erat terkadang membuat kita sangat mudah untuk merasa peduli pada teman ataupun sahabat yang selalu ada di dekat kita. Tak jarang hal itu membuat kita tidak sungkan untuk berbagi banyak hal pada mereka yang kita sebut teman. Sampai-sampai karena saking seringnya bersama, bermain bersama, dan kadang sama-sama mengalami masa-masa yang sulit membuat kita tidak sungkan untuk berbagi dalam hal materi walupun dia yang kita sebut sebagai teman itu adalah orang yang tidak ketahui dimana rumahnya. Perasaan persaudaraan ini akan semakin terasa jika orang yang kita sebut teman itu sama-sama merupakan anak rantau.
Namun apa yang kita dapatkan setelah kebaikan yang kita berikan, terkadang beberapa dari mereka membalasnya dengan kepahitan. Jika soal uang mereka bisa saja berubah dalam waktu seketika. Dari yang biasa-biasa saja menjadi sangat dekat dan itu hanya akan terjadi kalau Iagi butuh uang. Dan dari yang awalnya dekat mendadak menjauh hanya gara-gara kita menagih uang yang mereka pinjam. Hal itulah yang membuat kita kadang bertanya-tanya apa yang sedang mereka pikirkan? Apakah mereka teman atau penipu?
Meminjamkan Materi Pada Teman yang Kesulitan itu Bukan Karena Rejeki yang Berlimpah.
Bukankah kalian sudah tahu mengenai keuanganku, jika pun aku memberikan pinjaman uang kepadamu itu bukan berarti karena aku banyak memiliki uang tapi itu karena aku peduli padamu. Karena awalnya aku percaya kamu akan menggantinya bukankah seperti itu janjimu saat meminjam uang. Bahkan aku sampai rela berhemat agar bisa memberikanmu pinjaman karena kamu bilang sangat mendesak. Saat itu aku juga kekurangan karena aku mengerti dengan apa yang mendesakmu kupikir tidak masalah memberikanmu pinjaman meski diriku sebenarnya dalam keadaan kekurangan.
Uang yang Kamu Pinjam Jumlahnya Memang Tidak Banyak, Tapi Bukankah Seharusnya Kamu Segera Mengembalikan Uang Tersebut Disaat Aku Membutuhkan?
Jumlah uang yang kamu pinjam itu memang tidak seberapa. Bagi sebagian orang kehilangan uang dengan jumlah tersebut mungkin tidak akan masalah, tapi bagiku jumlah uang yang kamu pinjam itu sangat banyak, dan karena aku sangat membutuhkannya nilainya pun menjadi semakin berkali lipat. Lagi pula keuanganku memang tidak banyak bukan, jadi sudah wajar kiranya jika jumlah yang kamu pinjam itu bernilai sangat besar bagi diriku.
Tanpa Ragu Aku Memberikanmu Pinjaman Uang Karna Kita Sama-sama Sebagai Perantau.
Tanpa berfikir panjang mengenai keadaanku sendiri aku Iangsung memberikanmu pinjaman materi, karena saat itu aku berfikir karena sesama teman jika nanti aku membutuhkan bantuanmu kamu akan membantuku juga. Saat itu aku mencoba membayangkan jika aku ada pada posisimu yang tidak memiliki jalan Iain untuk menyelesaikan masalahmu itu.
Namun Apa yang Kamu Lakukan Saat Aku Mencoba Managihnya? Aku Malah Terlihat Seperti Pengemis.
Saat aku mencoba meminta kembali uang yang kupinjamkan karena aku juga terdesak masalah keuangan, apa yang aku dapatkan hanyalah janji-janji yang tidak pernah ditepati. Kamu pura-pura lupa, saat kutagih Iangsung kamu bilangnya ada tapi sedang tidak dibawa Ialu kamu kembali menjanjikan akan membayarnya esok hari. Janji-janji seperti terus saja kamu ucapkan sampai-sampai aku bosan menagihnya karena aku terlihat seperti orang yang mengemisnya.
Terkadang Kamu Terkesan Meremahkan Jumlah Uang yang Kupinjamkan Lalu Emosi Sendiri.
Karena aku membutuhnya tentu saja aku terus-terusan managihnya padamu. Bahkan kamu sendiri sampai bosan dan menghindariku kan karena kamu malu. Lalu ditempat umum kamu akan berkata "akan aku bayar cuma uang segitu kok". Kamu terkesan meremehkan, kalau memang jumlahnya tidak seberapa mengapa tidak membayarnya saja dengan sesegera mungkin. Jumlah yang kamu anggap tidak seberapa itu bagiku sangatlah penting.
Akhirnya Gara-gara Tak Mau Mengembalikan Pinjaman Kamu Menghindar Lalu Memutuskan Pertemanan.
lni sangat sering terjadi, aku rasa bukan hanya temanku saja yang akan melakukan hal ini, banyak teman-teman orang di dunia ini habis pinjam uang Ialu gak mau bayar kemudian memutuskan pertemanan, disms, telpon, email serta akun sosmednya semua kalau dikirimi pesan mau meminta uang yang dulu dipinjam pesannya hanya dibaca saja paling buruk adalah sama sekali tidak dibaca karena sudah tau isi pesannya berisi pesan mau menagih hutang. Dan pada akhirnya aku tidak memiliki pilihan Iain selain mengiklaskannya saja, walau sebenarnya tidak ikhlas.
Situs Muslim