“Ya Allah, kenapa harus aku ?”
Mungkin ini menjadi salah satu pertanyaan bagi orang yang sedang
terkena penyakit. Ya, kenapa harus aku yang kena penyakit ini ?
Jawabannya sangat sedehana loh :
Karena Allah Menyayangimu, ya.. benar-benar menyayangimu. Kenapa ? karena pada hakikatnya, sakit itu menyadarkan kita banyak hal, misalnya :
Keterbatasan Manusia
Karena datangnya sakit, kita menjadi semakin sadar bahwa sesungguhnya kemampuan kita sangat terbatas, kita tidak mampu mengendalikan diri ini agar selalu sehat, hanya mampu berusaha. Ketika Allah menakdirkan kita sakit, maka kita sama sekali tidak berdaya.
Dengan sakit ini juga kita semakin sadar bahwa kita tidak mampu melakukan semuanya sendiri, kita membutuhkan orang lain. Selain itu keterbatasan diri akan membuat kita lebih menghargai orang lain serta menekan kesombongan diri bukan ?
Kekuasaan Allah
Ketika datangnya sakit, bukankah semakin terasa jelas kekuasaan Allah ? Semakin terasa bahwa ada kekuatan lain yang mengusai diri ini, yang diri kita sendiri tidak mampu untuk melawannya. Ya.. Allahlah yang memberi penyakit dengan kasih sayang-Nya, namun Dia juga yang akan menyembuhkannya.
Berharganya Waktu
Ingatkah sebuah pesan “kaya sebelum miskin.. muda sebelum tua.. sehat sebelum sakit” ? Mungkin dengan adanya penyakit, Allah sedang bertanya pada kita “Sudah digunakan apa sajakah waktu sehatmu ?”.
Karena Allah Menyayangimu, ya.. benar-benar menyayangimu. Kenapa ? karena pada hakikatnya, sakit itu menyadarkan kita banyak hal, misalnya :
Keterbatasan Manusia
Karena datangnya sakit, kita menjadi semakin sadar bahwa sesungguhnya kemampuan kita sangat terbatas, kita tidak mampu mengendalikan diri ini agar selalu sehat, hanya mampu berusaha. Ketika Allah menakdirkan kita sakit, maka kita sama sekali tidak berdaya.
Dengan sakit ini juga kita semakin sadar bahwa kita tidak mampu melakukan semuanya sendiri, kita membutuhkan orang lain. Selain itu keterbatasan diri akan membuat kita lebih menghargai orang lain serta menekan kesombongan diri bukan ?
Kekuasaan Allah
Ketika datangnya sakit, bukankah semakin terasa jelas kekuasaan Allah ? Semakin terasa bahwa ada kekuatan lain yang mengusai diri ini, yang diri kita sendiri tidak mampu untuk melawannya. Ya.. Allahlah yang memberi penyakit dengan kasih sayang-Nya, namun Dia juga yang akan menyembuhkannya.
Berharganya Waktu
Ingatkah sebuah pesan “kaya sebelum miskin.. muda sebelum tua.. sehat sebelum sakit” ? Mungkin dengan adanya penyakit, Allah sedang bertanya pada kita “Sudah digunakan apa sajakah waktu sehatmu ?”.
Dengan adanya penyakit, bukankah
kita jadi semakin sadar betapa berharganya waktu ? Ketika sedang sehat,
kita mampu beribadah dengan maksimal, mampu mengerjakan tugas dengan
maksimal, bisa menikmati makanan yang lezat, tapi.. ketika sakit, bahkan
mungkin bergerak pun terasa sangat sulit. Oleh karena itu, dengan
adanya sakit.. semoga kita semakin sadar untuk memanfaatkan waktu sehat
dengan jauh lebih baik lagi.
“Ya Allah, kenapa harus sekarang ?”
Terkadang sakit yang menimpa kita mungkin hadir disaat yang tidak
tepat, misalnya saat kita harus menempuh ujian atau ketika kita sedang
bertugas, sehingga datangnya sakit ini kita anggap sangat merusak
rencana kita, sehingga membuat kita bertanya “ya Allah, kenapa harus
sekarang ? kenapa ngga nanti? Sekarang banyak hal yang harus aku
kerjakan ya Allah”.. kira-kira mungkin begitu keluhan kita.
Tapi
yang harus kita ingat adalah Allah lebih tau kapan waktu yang terbaik
untuk kita. Bahkan Ia mengetahui apa saja yang tersembunyi dan apa yang
akan terjadi esok. Jadi, bila Allah menakdirkan kita untuk sakit hari
ini atau esok hari, pastilah itu yang terbaik. Allah telah menentukan
waktunya dan sakitnya, dan itu pasti yang terbaik.
“…Boleh jadi
kamu membenci sesuatu, padahal ia anat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui; sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216 )
“Ya Allah, kapan aku sembuh ?”
Ketika penyakit tak kunjung sembuh, mungkin diri ini cenderung putus
asa dan terus mengeluh. Bertanya pada Allah “ya Allah.. kapan aku sembuh
?”. Sebenarnya keluhan ini tidak akan menyelesaikan masalah, justru
akan mremperlambat proses penyembuhan diri karena bisa menambah rasa
sakit yang dirasakan.
Boleh jadi, Allah sedang menguji kesabaran
kita saat penyakit ini tidak kunjung sembuh. Menguji ketakwaan kita
kepada Allah, meninggikan derajat kita atau boleh jadi ketika sakit diri
ini lebih dekat dengan Allah sehingga membuat Allah semakin sayang pada
kita. Diri ini milik Allah, Allah berhak melakukan apapun untuk diri
kita. Tugas kita adalah berusaha dan berdoa agar penyakit ini
disembuhkan, serta jangan lupa bersyukur, hasilnya serahkan pada Yang
Maha Memutuskan.
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa
seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman
kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan,
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.at-Taghaabun :11)
Jadi apa yang harus aku lakukan ?
Terima dengan ikhlas karena penyakit yang menimpa kita kini adalah
ketetapan-Nya, yang diri kita tidak akan mampu menghindar dari
takdir-Nya. Pikirkan dan terus ingat akan kasih sayang Allah pada kita,
bayangkan nikmat yang Allah berikan saat kita sehat. Dan juga ingat akan
dosa-dosa yang sedang digugurkan Allah saat kita sakit. Alangkah
indahnya bukan? jika setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup ini
menjadikan kita semakin dekat dengan-Nya.
Ada sebuah pesan indah
dari seorang muslimah yang bernama Hubabah Khadijah yang saya kutip dari
buku Bidadari Bumi karya Halimah Alaydrus..
“Bukankah sakit
adalah dari-Nya juga ? Dan Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Allah
SWT seringkali tatkala mencintai seorang hamba Dia memberinya rasa sakit
sebagai tanda cinta.. ingat, Yang Allah inginkan untukmu adalah
kebaikan, maka terimalah apapun dari-Nya dengan lapang dada sembari
meyakini bahwa yang Dia berikan adalah yang terbaik untukmu..”
Begitu banyak hikmah yang dapat kita ambil dari sakit ini bukan ? Begitu Allah sangat menyayangi kita, Alhamdulillah
“Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan,
kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya,
melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya.”
(HR. Bukhari).
Wallahu a’lam bishawab
Sumber : Puisi Request