Assalamu alaikum sahabat blogger. Semoga sehat walafiat.
Pernah mendengar ungkapan ini? "
Saya tidak dapat merubah arah angin, tapi saya bisa menyesuaikan arah pelayaran saya untuk menggapai tujuan saya"
Sahabat..
Pernahkah anda mengamati perahu layar yang berlayar di laut?
Tahukah Anda bahwa perahu layar dapat berlayar melawan angin?
Mana yang lebih menentukan arah perahu layar tersebut, arah angin atau
arah layar? Tentu saja arah layar. Buktinya, ada angin kencang bertiup
dari arah selatan, tetapi tetap saja perahu tersebut bisa bergerak ke
arah barat atau timur. Bahkan, pelaut yang berpengalaman bisa berlayar
ke arah yang bertentangan dengan arah angin itu. Pelaut tersebut memang
tidak bisa mengubah arah angin, tapi dia bisa mengubah arah layarnya
menuju tempat yang dikehendakinya.
Jika angin mendorong perahu layar ke arah ia ingin berlayar, itu bagus.
Tapi bagaimana jika angin bertiup ke arah berlawanan?
Saya mempelajari bahwa perahu layar, dengan suatu siasat yang disebut “tacking”,
dapat menyesuaikan layarnya dan bergerak dengan zigzag, bergerak ke arah angin.
Anda adalah perahu layar. Keadaan yang terjadi di sekeliling Anda adalah
angin. Dan perkataan dan keputusan Anda adalah layar Anda.
Anda tidak dapat mengendalikan angin.
Hal yang sama,Anda juga tidak dapat mengendalikan keadaan Anda.
Anda tidak dapat mengendalikan ekonomi.
Anda tidak dapat mengendalikan atasan Anda.
Anda tidak dapat mengendalikan suami Anda.
Anda tidak dapat mengendalikan apa yang dipikirkan orang lain.
Dan Anda tidak dapat mengendalikan ibu mertua Anda.
Tapi inilah yang dapat Anda kendalikan:
Anda dapat mengendalikan perkataan dan apapun keputusan Anda.
Dan sama halnya menyesuaikan layar dari perahu layar, dengan kekuatan
Personal Power Anda, Anda masih dapat bergerak melawan angin. Itu Bila anda tahu Ilmunya.... :)
Gambaran tersebut di atas sangat mirip dengan kehidupan kita. Yang
menentukan tercapai tidaknya tujuan kita, bukanlah arah angin yaitu
situasi dan kondisi yang terjadi di sekeliling kita. Yang menentukan
adalah arah layar yaitu keputusan kita dalam situasi dan kondisi
tersebut.
Kadangkala kita dihadapkan dengan situasi dan kondisi yang sama sekali
bertentangan dengan tujuan yang hendak kita capai. Masalah, pergumulan,
tekanan hidup, dan situasi di sekeliling kita mencoba menjauhkan kita
dari tujuan yang kita apai. Namun ingatlah, bahwa hidup ini adalah
pilihan. Kita bisa saja dipengaruhi oleh situasi dan keadaan, tapi kita
juga bisa mempengaruhi situasi dan keadaan tersebut. Ingatlah bahwa arah
layar yang menentukan, bukan arah angin.
Kita memang tidak bisa mengubah arah angin. Dengan kata lain, kita tidak
bisa mengubah situasi dan kondisi yang terjadi dalam hidup kita. Kita
tidak bisa menolak datangnya masalah. Meski demikian, kita bisa mengubah
arah layar. Kita bisa mengubah masalah menjadi berkat. Apa yang dialami
oleh Nabi Yusuf AS sepertinya bertentangan dengan mimpi atau tujuan
yang diharapkannya. Arah angin mencoba menjauhkan Yusuf dari mimpinya.
Bukannya menjadi raja, tapi Yusuf justru dijual sebagai budak, difitnah
dan dipenjara. Meski demikian, Yusuf meresponi semua hal yang terjadi
tersebut dengan positif. Dia tidak menyerah kalah, sebaliknya dia terus
mengarahkan layar menuju kepada mimpi yang Tuhan janjikan, hingga pada
akhirnya tujuan Yusuf tercapai, yaitu menjadi raja muda di Mesir.
Kemana arah angin tidaklah terlalu penting. Yang penting adalah bagaimana kita mengarahkan layar kita.
Setiap pribadi diibaratkan seperti perahu. Perahu adalah suatu media
yang digunakan untuk berlayar, kokoh karena dapat menahan beban, terbuat
dari bahan kayu terbaik dan layar yang dapat menaklukkan angin yang
sangat angkuh dan tidak bersahabat. Ingatlah kegunaan perahu untuk
berlayar, kalau tidak berlayar bukan perahu namanya. Menaklukkan
besarnya ombak, menentang angin dan mengarungi samudra denagn satu
tujuan yaitu menuju pulau impian.
Apa gunanya perahu kalau hanya bertengger di dermaga sebagai penghias
saja. Dermaga itu hanya masa lalu dan masa depan ada di pulau impian
yang menjadi incaran setiap perahu yang sedang berlayar. Lepaskanlah
tali pembalat itu, berlayarlah! Tali itu hanyalah penyesalan dan
ketakutan yang masih bersembunyi dibalik dirimu. Jangan biarkan dermaga
menjadi penghalang ke pulau impian, dialah masa lalu yang merenggut masa
depanmu. Lepaskan dirimu dari penyesalan dan ketakutan, berlayarlah!
Yang memisahkan perahu dan pulau impian adalah topan badai, gelombang
dan batu karang. Yang memisahkan kita dari keberhasialan adalah masalah
yang menantang, disitulah letaknya kesejatian. Hakikat perahu adalah
berlayar menaklukkan gelombang dan badai. Hakikat kita adalah berkarya
menemukan kebahagiaan.
Link :
Naqsdna
================================================
ANDA BELUM JOIN PAYTREN?
Silahkan Klik Banner Berikut